Rahasia 10 Butir Kurma Dewi Sandra selama Ramadan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Dewi Sandra di Talkshow DOA di Muffest 2019, JCC, Jakarta Pusat, Jumat 3 Mei 2019. Tempo/Astari P Sarosa

Dewi Sandra di Talkshow DOA di Muffest 2019, JCC, Jakarta Pusat, Jumat 3 Mei 2019. Tempo/Astari P Sarosa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris dan penyanyi Dewi Sandra selalu mengonsumsi 10 butir kurma untuk berbuka puasa dan sahur pada Ramadan 2019. Saat berbuka puasa, dia mengonsumsi tiga butir kurma, lalu menjalankan salat magrib hingga tarawih.

Usai tarawih barulah dia makan malam. Dia tak menyebut spesifik menu makanan yang biasanya disantap saat makan malam.

Artikel lain:
Alasan Hijab DOA Sudah seperti Anak buat Dewi Sandra

"Ketika kita kembali ke sunnah nabi, kurma. Nabi Muhammad itu puasanya cuma tujuh kurma untuk sahur, bukanya cuma tiga kurma," ujarnya.

Saat sahur, dia cenderung tak menambah menu makanan lain selain tujuh butir kurma. "Sahur kurma tujuh buah, sekalian menghilangkan sihir yang ada. So, kita enggak tahu ada sesuatu yang buruk, mungkin ada kejelekan di dalam diri dikeluarkan dengan tujuh butir kurma," kata Dewi.

Dewi Sandra. TEMPO/Astari P Sarosa

Selain kurma, dia juga mulai lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur. Makanan berbahan daging tetap dikonsumsi namun dibatasi maksimal dua hingga tiga kali dalam seminggu.

"Aku balik lagi ke buah, sayur. Kalau makan daging seminggu dua kali maksimal. Kurma, minum infused water itu dari Nabi Muhammad, antikanker," tuturnya.

Kemudian, demi menjaga tubuh tetap bugar, Dewi melakukan pilates minimal sekali seminggu atau jika tidak dia memilih bersepeda.

"Aku masih pilates, yoga, bukan hardcore. Aku low impact. Seminggu sekali pilates minimal, maksimal dua sampai tiga kali. Lalu bersepeda, jalan kaki. Sudah murah dan mudah," jelasnya.

Baca juga:

Sambut Ramadan, Ini Persiapan Dewi Sandra

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."