Pengantin Baru Rawan Konflik saat Ramadan, Ini Kata Psikolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi pasangan bertengkar. shutterstock.com

Ilustrasi pasangan bertengkar. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Konon menikah paling enak menjelang Ramadan karena sahur ada yang menemani. Buka puasa atau tarawih bareng serasa kencan karena bisa saling tunggu atau janjian bertemu di suatu tempat makan.

Pada kenyataannya, tidak semuanya berlangsung mulus. Banyak pasangan baru malah rentan mengalami ketegangan yang lebih tinggi di bulan puasa.

Logikanya, pasangan baru mencari kecocokan berumah tangga pada kondisi normal saja di luar bulan puasa sudah terbilang berat. Apalagi di bulan puasa, dengan tingkat kemanjaan dan rasa ingin diperhatikan pada individu yang semakin meningkat.

Baca juga:
3 Hal yang Disiapkan Tantri Kotak Menyambut Ramadan

"Itulah realitasnya," kata psikolog Anggia Chrisanti Wiranto. "Banyak ide-ide normatif tentang manfaat bulan puasa termasuk bagi para pasangan baru, bahwa mereka bisa menjadikan kebersamaan di bulan Ramadan sebagai sarana untuk mempererat hubungan suami-istri."

"Sahur dan berbuka bersama, salat berjamaah dan tarawih bareng, sama-sama belajar menguatkan iman dan ketakwaan, dan lain-lain yang intinya kalau hati senang, semua orang akan senang melakukan hal apa pun, apalagi dengan orang yang dicintai. Kenyataannya, bulan puasa malah berpotensi menyuguhkan banyak kekurangan pasangan satu sama lain," tambahnya.

Sebagai ilustrasi, seorang perempuan menikah harus mulai memperhatikan kebutuhan makan pasangan dan tidak terlalu masalah bagi seseorang yang terbiasa mengurusi keperluan rumah tangga, termasuk memasak sejak dini.

Artikel lain:

Yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes saat Puasa Ramadan

Tetapi bagi yang belum terbiasa, urusan dapur di bulan puasa tentu memberi tantangan yang lebih berat daripada urusan dapur di waktu normal karena saat bulan puasa cenderung makan bersama-sama, apa yang sebelumnya tidak terlalu kentara, malah sangat terlihat.

"Dalam Ramadan, memang ada nilai-nilai lebih, yakni kebersamaan. Tetapi justru inilah yang terkadang menimbulkan masalah baru," paparnya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."