Dokter: Sikat Gigi Hanya Membersihkan 25 Persen Bagian Mulut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi menggosok gigi.  TEMPO/Aditia Noviansyah

Ilustrasi menggosok gigi. TEMPO/Aditia Noviansyah

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mulut merupakan bagian dari sistem pencernaan tubuh. Karena itu mulut menjadi gerbang masuknya berbagai gangguan perncernaan dan penyakit bila tidak dibersihkan dengan baik secara rutin.

Sikat gigi setiap hari adalah suatu hal yang penting, dan penting dilakukan minimal dua kali sehari. Namun, sikat gigi saja ternyata tidak cukup untuk membersihkan mulut 100 persen.

Artikel lain:

Memahami Takaran Pasta Gigi dan Cara Menyikat Gigi yang Tepat

“Sikat gigi sendiri hanya membersihkan 25 persen dari mulut sehingga ini tidak cukup, karena masih ada 75 persen bagian rongga mulut yang sering terabaikan kebersihan dan kesehatannya,” jelas Drg. Yudha Rismanto, Praktisi Kesehatan Gigi, Rabu, 20 Februari 2019.

Dia menjelaskan kalau setelah sikat gigi sehabis makan dan sebelum tidur setiap harinya harus rutin membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi dan juga berkumur menggunakan obat kumur. Bila mulut tidak dibersihkan sampai 100 persen, kuman akan menjadi jahat dan bisa menyebabkan berbagai masalah dalam mulut.

Sikat gigi saja tidak bisa membersihkan mulut sampai seratus persen karena banyak rongga-rongga di dalam mulut yang tidak bisa dibersihkan dengan sikat gigi.

Baca juga:

7 Kesalahan Sikat Gigi yang Bikin Gigi Rusak

“Dengan berkumur menggunakan mouthwash dan menggunakan benang gigi, kita bisa mendapatkan 100 persen kebersihan. Kumannya memang bukan mati tapi tidak akan aktif dan merusak mulut,” lanjut Yudha.

Dia menjelaskan kalau mouthwash atau pembersih mulut yang baik adalah yang menggunakan kandungan minyak esensial. Sama seperti menyikat gigi, membersihkan mulut menggunakan benang gigi dan mouthwash juga harus dilakukan dua kali sehari.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."