Busana Imlek ala Milenial, Tidak Perlu Cheonsam Merah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Para peserta pemecahan rekor dunia pemakaian cheongsam terbanyak di dunia, acara ini digagas oleh China Cheongsam Association. Qingdao, Tiongkok, 16 Mei 2015. ChinaFotoPress/Getty Images

Para peserta pemecahan rekor dunia pemakaian cheongsam terbanyak di dunia, acara ini digagas oleh China Cheongsam Association. Qingdao, Tiongkok, 16 Mei 2015. ChinaFotoPress/Getty Images

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahun Baru Cina dikenal juga dengan nama Tahun Baru Imlek, jatuh pada 5 Februari 2019. Busana yang sering digunakan khas, cheongsam merah. Cheongsam adalah busana tradisional yang berasal dari Cina, sedangkan warna merah identik dengan kemakmuran.

Warna merah juga memiliki makna kebahagian, dan menjadi simbol dari kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati. Desainer Rudy Chandra menjelaskan kalau generasi milenial belum tentu ingin terus menerus menggunakan busana cheongsam warna merah di Tahun Baru Imlek 2019.

Artikel lain:
Dilarang Menangis dan Menjahit saat Imlek, Ini Alasannya

Terinspirasi dari film “Crazy Rich Asians”, para wanita milenial yang merayakan Tahun Baru Imlek bisa menggunakan busana-busana yang lebih glamor dan modern.

“Kalau Imlek sebenarnya menurut aku biasanya memang identik dengan merah dan cheongsam. Tapi sekarang zaman milenial, aku kira bisa saja tidak menggunakan merah,” tutur Rudy.

Ilustrasi cheongsam.TEMPO/Nurdiansah

Rudy menjelaskan kalau ada warna lain yang bisa menjadi simbol untuk kemakmuran dan kesuksesan.

“Bisa saja dengan warna emas atau pink, seperti bunga mei hwa yang seringkali identik dengan Tahun baru Imlek. Itu bisa kita ambil. Lambang kemakmuran bukan hanya warna merah saja,” lanjut Rudy.

Dia mengatakan kalau warna yang bukan warna merah ini bisa dipadukan dengan busana yang lebih glamor dan modern.

Baca juga:

Ide Kreasi Nian Gao Berlapis Wijen dan Oreo buat Hidangan Imlek

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."