Hannah Al Rashid: Korban Pelecehan Seksual Malah Disalahkan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Hannah Al Rashid. TEMPO/Nurdiansah

Hannah Al Rashid. TEMPO/Nurdiansah

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hannah Al Rashid menceritakan pengalaman pahit ketika dia mengalami pelecehan seksual. Pada malam hari, dia sedang berjalan kaki untuk pulang ke kosan.

"Saya enggak akan lupa malam itu. Saya lagi jalan kaki ke kosan waktu dua cowok naik sepeda motor lewat dan memegang dada saya," tulis Hannah Al Rashid di laman survei Change.org. "Spontan saya teriak sambil mengejar mereka. Bapak-bapak di pos deket situ melihat aja dan enggak bantuin sama sekali."

Ternyata Hannah Al Rashid masih diincar. Sepeda motor yang sama dengan dua orang yang sedang berboncengan mengikuti dia dari belakang. Lagi-lagi kedua orang itu mencoba memegang dada Hannah Al Rashid.

Kali ini, Hannah Al Rashid lebih siap. "Saya tangkap tangan cowok itu sebelum dia pegang tubuh saya lagi. Tapi karena mereka naik sepeda motor, mereka bisa cepat kaburnya," tulis Hannah Al Rashid.

Hannah adalah sosok perempuan yang tegas dan berani melawan. Meski begitu, dia tetap merasakan trauma dari kejadian tersebut hingga berbulan-bulan kemudian.

Baca juga: Hannah Al Rashid Jadi Korban, Saatnya Melawan Pelecehan

Bahkan Hannah Al Rashid awalnya ragu menceritakan pengalaman buruk itu. Namun dia berpikir kalau sikap terbuka tentang pelecehan seksual adalah sesuatu yang penting.

Hannah Al Rashid. Instagram

Benar dugaan Hannah Al Rashid. Ketika menceritakan peristiwa pelecehan seksual itu kepada orang-orang terdekat, beberapa di antara mereka justru menanyakan apa yang dilakukan Hannah berjalan sendirian di malam hari.

Ada pula yang bertanya busana seperti apa yang dipakai Hannah saat peristiwa itu terjadi. "Victim blaming dan rape culture memang masih begitu kuat di masyarakat kita," tulis Hannah.

Dia mendorong masyarakat Indonesia untuk mengisi survei mengenai pelecehan seksual di ruang publik melalui Change.org. Hannah Al Rashid ingin perempuan bisa merasa aman, tak menjadi korban pelecehan, dan masyarakat tidak berbalik menyalahkan korban.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."