Toleransi Lama Sebentarnya Waktu Pacaran menurut Psikolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi remaja pacaran. huffpost.com

Ilustrasi remaja pacaran. huffpost.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada pasangan yang sudah pacaran cukup lama namun tidak berujung pada pernikahan. Namun ada pula yang baru sebentar berkenalan lalu sudah merasa cocok dan mantap menikah.

Baca juga:
Pantang Pacaran dengan Zodiak Sama, Kecuali 3 Zodiak Ini

Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan pengakuan aktris Luma Maya yang ternyata sudah putus hubungan dengan Reino Barack. Jalinan kasih mereka sudah terpaut cukup lama, yakni 5 tahun.

Lantas sebenarnya berapa lama masa toleransi pacaran sebagai tahap saling mengenal satu sama lain. Apakah perlu waktu yang lama atau cukup sebentar saja asalkan masing-masing pihak berkomitmen untuk melangkah ke jenjang selanjutnya yang lebih serius?

Psikolog Kasandra Putranto mengatakan pacaran terlalu lama bukanlah pilihan yang baik. Sebab, hubungan ini berpotensi membuat masing-masing atau salah satu pihak merasa nyaman dengan kondisi pacaran, tanpa memikirkan masa depan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.

Ilustrasi anak remaja berpacaran diawasi orang tuanya. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

Sebab itu, Kasandra Putranto menegaskan, harus ada toleransi waktu bagi setiap pasangan dalam berpacaran, sebelum kemudian memutuskan untuk menikah. "Pacaran sebaiknya lebih dari enam bulan dan tidak boleh lebih dari tiga tahun,” kata Kasandra Putranto, Selasa 18 September 2018.

Jika pacaran sudah berlangsung lama dan tidak berakhir dengan pernikahan, Kasandra Putranto menjelaskan ada banyak hal yang bisa menjadi pemicunya. Dari pihak perempuan misalnya bisa saja belum mampu meyakinkan diri sendiri dan pasangan kalau hubungan ini yang dia impikan. Adapun dari pihak laki-laki, biasanya disebabkan karena takut atau belum siap berkomitmen.

Artikel lainnya:
Hati-hati 4 Hal Ini Saat Menceritakan Mantan ke Pacar Barumu

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."