#Barbiefeet, Pose Foto yang Bikin Kaki Tampak Jenjang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Mattel akan memproduksi Barbie Batik sebagai bentuk penghormatan pada kebudayaan Indonesia. ISTIMEWA

Mattel akan memproduksi Barbie Batik sebagai bentuk penghormatan pada kebudayaan Indonesia. ISTIMEWA

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - #barbiefeet sedang menjadi pose yang banyak diterapkan saat foto. Pose #barbiefeet membuat kaki tampak jenjang sehingga tubuh kelihatan tingggi dan ramping layaknya boneka barbie.

Banyak perempuan menerapkan #barbiefeet dengan pose berdiri sambil berjinjit seolah mengenakan sepatu hak tinggi. Adapula yang mengadopsi pose #barbiefeet sambil duduk atau merebahkan tubuh.

Para selebriti dan influencer dunia juga berpose ala Barbie. Di antaranya model Victoria Secret, Jasmine Tookes dan model Rosie Huntington-Whiteley; Kendall Jenner dan Kylie Jenner; sampai Bella Hadid juga pernah berfoto dengan pose tersebut.

Bukannya melarang, namun sebagian orang khawatir dengan tren #barbiefeet yang berkembang. Mereka khwatir pose tersebut membawa dampak negatif pada persepsi citra tubuh wanita.

"Kita pernah merasakan tren thigh gap atau ada celah antar paha yang membuat ilusi agar paha tampak ramping, akibatnya banyak orang ingin memiliki paha seperti itu dengan melakukan berbagai cara," kata Liam Preston, Ketua Be Real Campaign atau kampanye dengan misi menanamkan rasa percaya diri akan citra tubuh.

Liam Preston yang menggerakkan Be Real Campaign di Inggris ini menganggap perempuan muda rentan termakan stigma tentang kecantikan. Jika sudah terdorong untuk memenuhi standar kecantikan tertentu, dia melanjutkan, mereka bisa melakukan apa saja termasuk yang berisiko bagi kesehatan.

Sebab itu, menurut Liam Preston, penting untuk menerima dan merayakan bentuk tubuh yang berbeda-beda dan tidak berusaha sekuat tenaga agar terlihat sama dengan mengikuti tren.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."