Perempuan yang Merayu Lalu Muhammad Zohri agar Menggeluti Lari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Sprinter Lalu Muhammad Zohri (kiri) memperlihatkan medali emas ketika berkeliling bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu, 18 Juli 2018. Pasca-memenangi kejuaraan atletik dunia, nama Zohri makin terkenal setelah diketahui bahwa ia berasal dari keluarga sederhana. ANTARA/Wahyu Putro A

Sprinter Lalu Muhammad Zohri (kiri) memperlihatkan medali emas ketika berkeliling bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu, 18 Juli 2018. Pasca-memenangi kejuaraan atletik dunia, nama Zohri makin terkenal setelah diketahui bahwa ia berasal dari keluarga sederhana. ANTARA/Wahyu Putro A

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Lalu Muhammad Zohri meraih juara dunia lari 100 meter U-20 di Tampere, Finlandia, pada 11 Juli 2018. Di balik prestasinya itu, ada sosok perempuan yang membuka jalan bagi Lalu Muhammad Zohri hingga menjadi atlet seperti saat ini.

Perempuan itu bernama Rosida, guru olahraga saat Lalu Muhammad Zohri belajar di Sekolah Menengah Pertama atau SMP Negeri 1 Pemenang, Mataram. Rosida mendeteksi kemampuan Lalu Muhammad Zohri untuk berlari cepat saat sedang bermain sepakbola.

Pada satu kesempatan, perempuan yang kini berusia 46 tahun itu menawarkan Lalu Muhammad Zohri untuk mengikuti kegiatan ekstraukurikuler lari. "Waktu itu dia menolak. Dia memilih ekstrakurikuler sepakbola," ucap Rosida di acara #KontingenKebaikan yang diadakan Danone di Jakarta, Rabu 25 Juli 2018.

Sekali ditolak, Rosida pantang menyerah. Dia kembali merayu Lalu Muhammad Zohri untuk masuk ke ekstrakurikuler lari di sekolah. Begitu terus sampai akhirnya Lalu Muhammad Zohri menuruti arahannya.

Rosida, Wanita sekaligus guru olah raga yang menemukan bakat pelari Lalu Muhammad Zohri saat ditemui di acara peluncuran #KONTINGENKEBAIKAN Aqua di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2018. TEMPO/Yatti Febri Ningsih

Setelah 2 tahun belajar di ekstrakurikuler lari, Lalu Muhammad Zohri berhasil masuk ke Pusat Pembinaan dan Pelatihan Pelajar atau PPLP Mataram pada 2016. Setahun kemudian, Zohri melanjutkan pendidikannya di Pusatan Latihan Nasional atau Pelatas. "Saya enggak pernah menyangka dia akan menjadi juara dunia. Saya sangat banget ketika tahu dia menang," ucap Rosida.

Sebagai guru olahraga, Rosida pernah mengikuti lomba berbagai cabang olahraga, salah satunya panahan. Selain mengajar olah raga, ibu empat anak ini kerap menghabiskan waktu untuk berkebun, dan kini mendapat kesempatan untuk bisa menjadi seorang pelatih calon atlet. "Setelah Zohri memang, Kementerian Pemuda dan Olahraga menawarkan aku pelatihan untuk menjadi seorang pelatih atlet. Alhamdulilah," kata dia.

Rosida berharap bisa menemukan bibit-bibit berbakat lain, seperti Lalu Muhammad Zohri, di daerah tempat tinggalnya. Keberhasilan Lalu Muhammad Zohri di bidang olah raga, kata dia, menjadi inspirasi bagi anak-anak didik di tempat dia mengajar. "Setelah Zohri menang, sekarang banyak murid lomba lari sendiri di siang bolong saat jam istirahat. Mereka bilang ingin seperti Muhammad Zohri," tutur Rosida.

YATTI FEBRI NINGSIH

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."