3 Fakta tentang Gangguan Psikologis setelah Keguguran

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rita Nariswari

google-image
Kalina Oktarani. instagram.com

Kalina Oktarani. instagram.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kalina Oktarani menyebarkan kabar duka minggu ini di akun instagramnya. Ia menggambarkan dengan untaian kata-kata tentang keguguran yang dialaminya. Usia janin 2 bulan, dan suaminya Muhammad Hendrayan pun tak ada di sisinya. Hanya anak dengan pernikahannya dengan Deddy Corbuzier yang menemaninya. 

Terlepas dari Kalina yang tengah bermasalah dengan suaminya. Tapi sebagai perempuan yang usai menerima musibah keguguran, biasanya ada sejumlah masalah kejiwaan yang menghadang.

Baca: Ashanty Keguguran, Bahaya Bila Rahimnya Belum Bersih

Apalagi meski di tengah keterbukaan, dukungan bagi perempuan yang keguguran pun masih rendah. Padahal seringkali mereka mengalami rasa kehilangan, kecemasan hingga depresi.

National Health Service Inggris menyatakan bahwa gangguan tersebut bisa berpengaruh pada hubungannya dengan pasangan, keluarga dan teman.

Baca: 7 Tanda Ibu Hamil Mengalami Keguguran

Ilustrasi keguguran. shutterstock.com

Dan efeknya terlihat jelas dari studi yang dilakukan Imperial College London. Ada 3 bukti ada masalah serius pasca keguguran.

1. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) diderita  4 dari 10 perempuan yang  mengalami keguguran. Umumnya yang kerap terjadi berupa serangan kecemasan dan depresi.

2. Sebanyak 40 persen dari perempuan yang mengalami  keguguran, terganggu hubungannya dengan keluarga dan teman.

3. Sebanyak sepertiga dari responden juga mengalami problem  di dunia kerjanya setelah musibah keguguran tersebut.

Karena itu, para peneliti menyarankan untuk adanya penanganan lebih serius pasca kasus keguguran. Agar pemulihannya cepat dan tidak menjadi gangguan mental yang berlarut-larut.

figo | psychologytoday

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."