3 Alasan Orang Jatuh Cinta Suka Bertingkah Aneh

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi pria melamar kekasihnya/wanita. shutterstock.com

Ilustrasi pria melamar kekasihnya/wanita. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jatuh cinta berjuta rasanya. Potongan lirik lagu yang dipopulerkan oleh Titik Puspa itu memang benar adanya. Coba perhatikan teman atau saudaramu yang sedang jatuh cinta. Pasti kamu pernah memergokinya sedang bicara sendiri, tertawa sendiri, atau bengong sambil menatap ponsel, foto kekasih, atau benda kesukaan pacarnya.

Baca juga:
Cinta Pertama Bikin Susah Move On, Apa Sebabnya?
Ed Sheeran - Cherry Seaborn, Cinta SMA dan Janji 1 Tahun

Lantas apa yang membuat seseorang bertingkah aneh ketika sedang jatuh cinta. Berikut ini 3 alasannya:

1. Terobsesi
Bukan cuma terobsesi untuk selalu bersama atau ingin diperhatikan. Saat jatuh cinta, seseorang juga akan terobsesi untuk selalu terlihat sempurna. Sebab dia ingin memberikan kesan positif kepada sang kekasih. Kalau masih dalam batas normal, semua itu tentu wajar saja. Lain halnya kalau terlalu fokus untuk terlihat sempurna sampai mengabaikan urusan yang lebih penting.

Ilustrasi pria melamar kekasihnya sambil berlutut. shutterstock.com

2. Cemburu
Kalau sudah merasa sudah memiliki seseorang, siapapun pasti tak ingin si dia didekati orang lain. Cemburu memang bisa menjadi tanda cinta dan perhatian. Tapi kalau cemburu buta alias berlebihan, itu membuat kita terlihat tak normal. Jangan lupa untuk berpikir dan mengendalikan perasaan cemburu saat jatuh cinta.

3. Rindu
Rasa rindu juga termasuk faktor yang turut membuat seseorang terlihat tidak normal saat jatuh cinta. Kerinduan membuat hati tidak tenang dan emosi tidak stabil.

Kendati 3 kondisi ini akan selalu dirasakan oleh mereka yang sedang jatuh cinta, ingatlah semua urusan ada kadarnya. Apapun itu, bahkan cinta sekalipun kalau berlebihan juga kurang baik.

TEEN

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."