Alasan Wanita Selingkuh Bukan Tidak Bisa Menahan Diri, Tapi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi selingkuh. mdzol.com

Ilustrasi selingkuh. mdzol.com

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar perselingkuhan yang dilakukan pihak wanita terhadap suaminya selalu membuat banyak orang terkejut. Apalagi jika pihak prianya terlihat tidak kekurangan suatu apapun. 

Menurut psikolog klinis dewasa dari TigaGenerasi Anna Margaretha mengatakan, bahwa biasanya ada berbagai faktor yang menyebabkan seorang wanita selingkuh dari pasangan resminya. 

"Bukan berarti bahwa perempuannya nakal atau tidak bisa menahan diri atau gimana. Tapi dalam perkawinan, biasanya kalau tidak dipelihara, emotional intimacy-nya menurun," ujar Anna Margaretha Dauhan. "Masing - masing (suami dan juga istri), lalu hidup dalam dunianya sendiri. Kurang adanya koneksi atau hubungan yang mendalam tentang berbagai hal.  

(Depositphotos) 

Lebih lanjut Anna Margaretha Dauhan menambahkan, pasangan yang sudah memiliki anak akan lebih rentan mengalami penurunan motional intimacy ini. "Biasanya kalau sudah punya anak, pembicaraan, waktu, dan energi suami - istri habis atau banyak tercurah ke situ. Kadang - kadang suami atau istri jadi terlupakan. Lalu jadi longgar hubungannya, tidak dekat lagi secara emosi, dan makin lama makin menjauh," ujarnya.  

Baca juga:

Ada Pelakor dan Pebinor, Alasan Pudarnya Cinta Suami Istri
Suami Gugat Cerai, Istri Mesti Siap-siap Mandiri
Veronica Tan Digugat Cerai, Masih Ada Cara Pertahankan Cinta

(Depositphotos)

Kadang rasa yang muncul adalah sepi, bosan, dan jenuh. Kondisi ini jadi rentan ketika tiba-tiba ada pihak lain yang simpatik dan memenuhi kebutuhan emosi seorang wanita, apapun itu. Dari yang semula hubungan hanya ngobrol biasa, lalu berkembang.

"Dinamika (selingkuh) biasanya kurang lebih sama antara perempuan dan laki - laki, sama - sama mencari pemenuhan kebutuhan dari orang lain, walau mungkin kebutuhannya bisa berbeda, tergantung individu," ujar Anna Margaretha Dauhan. Tapi biasanya untuk perempuan, intimasi secara emosi lebih penting untuk terbangun dulu, barulah intimasi secara fisik. 

TABLOIDBINTANG

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."