Warna Warni Kebaya Iriana Jokowi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in (kedua kiri) dan istrinya Kim Jung-sook di Istana Kepresidenan Bogor, 9 November 2017. Kunjungan tersebut guna meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara. REUTERS/Adek Berry

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in (kedua kiri) dan istrinya Kim Jung-sook di Istana Kepresidenan Bogor, 9 November 2017. Kunjungan tersebut guna meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara. REUTERS/Adek Berry

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Ibu Negara Iriana Joko Widodo selalu menunjukkan penampilan yang elegan. Untuk banyak acara formal di dalam dan luar negeri, Iriana Jokowi memiliki ciri khas dengan menggunakan busana tradisional yang berwarna terang.

Baca juga:
Iriana Jokowi Pesan Baju ke Tuty Adib, Seperti Apa Seleranya
Permintaan Iriana Jokowi untuk Gaun Pernikahan Kahiyang Ayu

Kebaya telah menjadi busana wajib bagi Iriana, terutama ketika menghadiri acara kenegaraan. Berikut ini warna warni kebaya yang digunakan Iriana untuk berbagai acara resmi kenegaraan, baik di dalam dan luar negeri.

#Kebaya pink terang
Ibu Negara, Iriana Joko Widodo berfoto bersama istri PM Australia, Lucy Turnbull. REUTERS/Saeed Khan
Iriana Jokowi memakai kebaya berwarna pink terang dan bros kecil saat melawat ke Sydney, Australia. Warna busana tersebut sama dengan yang dikenakan Lucy Turnbull, istri Perdana Menteri Austarlia, Malcolm Turnbull.
Iriana Jokowi dan Lucy Turnbull mendatangi Art Gallery of New South Wales di Sydney, Australia, pada 26 Februari 2017, untuk melihat karya seni Yirrkala bark di koleksi Aboriginal dan Torres Strait Islander Collection.

#Kebaya Minangkabau
Iriana Joko Widodo berfoto bersama seusai upacara peringatan HUT RI ke-72 di Istana Negara. ANTARA/Agus Suparto
Ibu Negara Iriana Jokowi mengikuti upacara HUT ke-72 RI di Istana Merdeka dengan mengenakan kebaya khas Minangkabau, lengkap dengan aksesorisnya. Iriana tampil kompak dengan Mufidah Jusuf Kalla tetapi dengan gaya kebaya Minangkabau yang berbeda. Kebaya yang digunakan Iriana bernuansa merah, sedangkan Mufidah berwarna biru metalik.

#Kebaya Khas Bali
Ibu Negara Iriana Joko Widodo berfoto bersama seusai mengikuti Sidang Bersama DPR dan DPD di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 16 Agustus 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Selain memakai kebaya khas Minangkabau, Iriana juga pernah tampil dengan kebaya khas Bali yang juga berwarna merah. Kebaya ini dikenakan sehari sebelum Sidang Tahunan MPR. Iriana menggunakan bunga gonjer emas menghiasi kepalanya dan kain tenun bali diikat di pinggangnya.

#Kebaya Biru Kompak dengan Mufidah Jusuf Kalla
Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Mufidah Jusuf Kalla di acara Akademi Tentara Nasional Indonesia dan Akademi Kepolisian Negara Republik Indonesia usai upacara Prasetya Perwira di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 25 Juli 2017. ANTARA/Puspa Perwitasari

Sekali lagi tampil kompak dengan Mufidah Jusuf Kalla, Iriana Jokowi menggunakan kebaya berwarna biru muda dalam acara Pelantikan Taruna dan Taruni Akademi Angkatan dan Akademi Kepolisian. Iriana juga menggunakan batik berwarna biru untuk kain bawahannya, senada dengan selendangnya.

#Kebaya Kartini motif jumputan Solo
Presiden Jokowi bersama Ibu Iriana Widodo di halaman Istana Negara, Jakarta, 27 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
Sebagai orang Solo, Iriana Jokowi menunjukkan rasa cintanya dengan kota tersebut dengan mengenakan kebaya Kartini bermotif jumputan Solo berwarna biru kehijauan. Iriana juga melengkapi busananya menggunakan selendang berwarna merah polos di pundaknya. Busana ini digunakan saat Iriana mengadakan pertemuan para Istri Menteri Kabinet Kerja di Wisma Negara.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."