Ketahui 5 Makna Batik yang Populer untuk Generasi Milenial

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi Batik. TEMPO/Aris Andrianto

Ilustrasi Batik. TEMPO/Aris Andrianto

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Batik menjadi salah satu warisan budaya bangsa yang mesti diketahui anak muda zaman now atau generasi milenial. Batik tak hanya bisa digunakan di acara resmi, namun juga dalam kegiatan sehari-hari. Ketua Umum Ikatan Pencinta Batik Nusantara, Ayu Dyah Pasha mengatakan generasi muda mesti mengetahui makna batik dan bangga mengenakannya.

Baca juga:
Membedakan Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Cetak

“Sejak enam tahun lalu, saya bersama kawan-kawan dari Ikatan Pencinta Batik Nusantara menggagas banyak program, salah satunya Pemilihan Putra Putri Batik Nusantara 2017 agar generasi muda siap menerima tongkat estafet untuk menjaga batik,” ujar Ayu Dyah Pasha.

Untuk generasi muda yang ingin tampil gaya dengan batik, Ayu Dyah Pasha merekomendasikan 5 motif batik ini:

1. Kawung

Motif ini yang mengingatkan pemakainya perihal dari mana manusia berasal. Batik kawung mengajak kita untuk tidak melupakan asal-usul, rendah hati, dan ingat Tuhan. “Di balik motifnya yang simpel, makna kawung sangat dalam," ujar Ayu Dyah Pasha.

Beberapa literatur sejarah menyebut, dulu nenek moyang kita berpuasa atau semedi sebelum membatik. Tujuannya mendekatkan diri kepada Tuhan, mencari inspirasi, memohon agar motif-motif yang dihasilkan memberi doa bagi pemakainya kelak.

2. Udan Liris

Motif batik udan liris menampilkan garis-garis miring dengan modifikasi bervariasi. Garis-garis itu mengarah ke sisi yang sama seperti menggambarkan pergerakan air hujan yang jatuh ke tanah. Hujan, kata Ayu, merupakan simbol kesuburan. Diharapkan, pemakai motif udan liris seperti tanah yang mendapat cukup asupan air dari langit. Menjadi pribadi yang subur dan menumbuhkan makhluk hidup penerus yang lebih baik.

3. Lereng

“Motif lereng mirip parang, namun lebih simpel karena tidak ada modifikasi gambar belah ketupat atau daun melinjo di sela-selanya," ucap Ayu Dyah Pasha. Batik motif lereng mencerminkan pribadi dinamis, luwes, berani tampil beda dengan pilihan warna lebih cerah. "Cocok untuk anak muda."

4. Parang Klitik

Parang diyakini sebagai motif batik tertua di Indonesia. Parang berasal dari kata pereng yang artinya lereng. Motif ini diwujudkan dengan garis dari atas yang menurun dengan posisi melintang di kain. “Parang memiliki beberapa turunan, salah satunya parang klitik," kata Ayu Dyah Pasha. Parang klitik mewakili sifat lemah lembut, santun, dan bijaksana, dan dulu hanya dipakai oleh para putri raja.

5. Megamendung

Batik bukan hanya milik Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan. Daerah Cirebon punya motif batik ikonis, megamendung. Mega berarti langit atau awan, mendung adalah langit yang redup pertanda hujan segera turun. Gradasi mendung di cakrawala menghasilkan efek gelap berlapis yang indah serta memberi hawa sejuk. Filosofi batik megamendung, menurut Ayu Dyah Pasha, jadilah sejuk untuk orang lain, jangan mudah marah. Sabar.

TABLOIDBINTANG

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."