Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Makanan Khas Iran Menurut TasteAtlas

foto-reporter

Reporter

google-image
Lavash, salah satu makanan khas Iran. Foto: Freepik.com/KamranAydinov

Lavash, salah satu makanan khas Iran. Foto: Freepik.com/KamranAydinov

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Kuliner salah satu cara mengenali budaya dan tradisi masyarakat suatu daerah atau bahkan negara. Kali ini, kita mengulik makanan khas Iran. Berbahan dasar daging domba, kuah kari, dan kacang-kacangan termasuk items yang menjadi ciri khas di salah satu negara dalam kawasan Timur Tengah itu.

Oke, tanpa berlama-lama lagi mari kita ketahui 10 kuliner khas Iran pilihan TasteAtlas.

1. Kateh

Kateh adalah salah satu teknik termudah dan paling sederhana untuk menyiapkan dan menyajikan nasi, sebaiknya nasi berbulir panjang karena menyerap air lebih baik daripada kebanyakan jenis beras lainnya. Beras dicuci, dikeringkan, dan dimasak dalam air yang diberi sedikit garam dan minyak.

Nasi dimasak perlahan, dengan api kecil, sehingga nasi menyerap semua cairan. Hasilnya bukan nasi pulen seperti biasanya, tetapi hidangan dengan tekstur padat dan rasa nasi yang bersih. Kateh jarang dimakan begitu saja, biasanya disajikan sebagai lauk.

2. Kabab Chenjeh

Karena persiapannya tidak rumit, kabab chenjeh adalah salah satu lauk paling umum di Iran. Kabab chenjeh adalah hidangan daging tradisional yang berasal dari Iran. Jenis kebab ini biasanya dibuat dengan campuran daging domba, tomat ceri, minyak zaitun, air jeruk lemon, garam, dan merica. Daging dipotong dadu dan direndam dalam campuran air jeruk lemon, minyak zaitun, garam, dan merica.

Daging dan tomat ceri ditusuk pada tusuk sate, diolesi dengan bumbu rendaman, lalu dipanggang di setiap sisi di atas bara api. Setelah matang, kabab chenjeh disajikan panas dengan nasi atau roti di sampingnya.

3. Korma

Korma adalah semur daging kental (meskipun bisa juga dibuat dalam versi vegetarian) dengan rasa yang lembut, dibuat dengan kunyit, yoghurt, dan berbagai rempah-rempah seperti ketumbar, jahe, biji jintan, cabai, dan kunyit. Dipercaya bahwa hidangan ini berasal dari dapur kerajaan Akbar pada pertengahan tahun 1500-an sebagai perpaduan masakan Persia dan India.

Hidangan ini mendapatkan namanya dari salah satu suku Rajput, klan prajurit dari India bagian barat. Disarankan untuk menyajikan korma dengan roti pipih seperti chapati, paratha, atau naan.

Ada tiga jenis utama korma, yaitu korma India Utara dengan kacang almond, kacang mete, dan yoghurt (ada dua subkelompok korma ini: Mughalai (dengan susu rendah lemak) dan Shahi (dengan krim), korma Kashmir dengan kacang almond, kacang mete, yoghurt, susu, dan buah kering, dan korma India Selatan dengan kelapa, santan, kacang almond, cabai rawit, dan biji adas.

4. Tachin

Tahchin Iran yang terkenal adalah hidangan nasi gurih yang menyerupai kue atau casserole. Hidangan ini dibuat dengan nasi yang sudah dimasak sebelumnya yang dibumbui dengan kunyit, disusun berlapis-lapis dalam wajan, lalu dipanggang. Setelah dipanggang, casserole nasi ini dibalik dan dipotong-potong.

Hidangan ini biasanya lebih nikmat dengan menambahkan daging atau sayuran, yang disusun berlapis-lapis di antara nasi. Namun, hidangan ini juga dapat dipanggang tanpa isian tambahan apa pun. Berbagai jenis tahchin dapat ditemukan di seluruh Iran di banyak restoran tradisional Iran atau di pasar-pasar populer.

5. Nan-e barbari

Nan-e barbari adalah roti pipih beragi berbahan dasar gandum dari Iran. Roti ini biasanya dibentuk menjadi bentuk oval panjang yang secara tradisional diolesi dengan roomal, glasir tepung yang memberikan kulit berwarna keemasan muda, tetapi tetap ringan dan lapang di bagian dalam.

Sebelum dipanggang dalam oven tandoor tradisional, roti ini biasanya ditaburi dengan biji poppy, nigella, atau wijen. Nama barbari berasal dari nama lama yang tidak sopan yang digunakan untuk merujuk pada kelompok etnis Hazara. Diyakini bahwa merekalah yang pertama kali membawa tradisi menyiapkan nan-e barbari ke Teheran dan wilayah lain di Iran.

6. Biryani

Biryani adalah sekelompok hidangan klasik yang berasal dari Kekaisaran Mughal. Bahan utama biryani adalah nasi (idealnya basmati), rempah-rempah, dasar daging, telur, atau sayuran, dan berbagai bahan opsional seperti buah kering, kacang-kacangan, dan yoghurt.

Diyakini bahwa Mumtaz Mahal, ratu Kaisar Shah Jahan, menginspirasi hidangan ini pada tahun 1600-an. Kata biryani berasal dari kata Persia birian, yang berarti digoreng atau dipanggang, dan hidangan ini menyebar dari Persia ke India melalui kelompok pedagang dan imigran.

7. Lavash

Lavash adalah roti pipih tradisional yang diklaim oleh banyak pakar makanan berasal dari Armenia, tetapi roti ini terkenal dan diolah di seluruh Asia Barat (terutama Iran dan Turki) dan Kaukasus (terutama Azerbaijan). Adonannya terdiri dari tepung terigu, garam, dan air yang difermentasi hanya dengan starter sourdough.

Setelah adonan mengembang, adonan dibentuk menjadi gumpalan kecil yang digilas hingga rata, lalu dituang ke bagian dalam oven tanah liat yang disebut tonir. Bergantung pada bagian atau wilayah Armenia, roti pipih ini dapat bervariasi dalam hal ketebalan, ukuran, bentuk, dan metode pengadonan.

8. Sholeh Zard

Puding beras kunyit yang dikenal sebagai Sholeh Zard adalah hidangan penutup Iran kuno yang dulunya hanya disajikan pada acara-acara khusus. Nasi dimasak dalam air lalu diperkaya dengan kunyit dan gula, sementara tambahan umum termasuk kacang-kacangan dan rempah-rempah seperti kapulaga dan kayu manis.

Sholeh Zard biasanya disajikan dalam porsi individu dan diberi hiasan kayu manis bubuk, almond, atau pistachio.

9. Zereshk Pollow

Hidangan klasik Iran ini memadukan nasi dan barberry (zereshk)—beri merah asam yang umum digunakan dalam masakan Iran. Zereshk polow biasanya disiapkan dengan nasi basmati berbulir panjang yang dapat dilapisi dengan barberry lalu dikukus, atau bahan-bahannya dapat dimasak dan dikukus secara terpisah.

Hidangan pendamping umum ini biasanya disajikan dengan ayam (morgh), dan meskipun sering dinikmati sebagai makanan sehari-hari yang sederhana, hidangan ini juga merupakan makanan pokok pada berbagai acara khusus.

10. Zeytoon Parvardeh

Berasal dari provinsi Gilan Iran, hidangan sederhana ini terdiri dari kombinasi beraroma buah zaitun dan molase delima. Bahan tambahannya termasuk kacang kenari giling, bawang putih, dan berbagai rempah segar seperti daun ketumbar atau mint, serta biji delima, dan minyak zaitun dalam jumlah banyak.

Zeytoon parvardeh biasanya disajikan dingin dan secara tradisional dinikmati sebagai hidangan pembuka atau camilan.

Itulah sejumlah kuliner khas Iran yang mengutamakan nasi atau roti pipih sebagai hidangan utama, dan ada tambahan kacang-kacangan untuk memperkaya tekstur. (SRP)

Pilihan Editor: Ragam Kuliner Sate Khas Indonesia, Kamu Suka yang Mana?

TASTEATLAS

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement