Pietradewi Hartrianti Ungkap Asyiknya jadi Perempuan Peneliti

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Doktor Pietradewi Hartrianti ditemui di Jakarta Selatan pada Rabu, 22 Mei 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Doktor Pietradewi Hartrianti ditemui di Jakarta Selatan pada Rabu, 22 Mei 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu hal menarik menjadi perempuan peneliti adalah pekerjaannya yang dinamis menurut Doktor Pietradewi Hartrianti. Hal itu dia utarakan saat ditanya apa saja asyiknya menjadi perempuan peneliti.

"Asyiknya sangat dinamis. Kalau kamu bukan orang yang suka hal menonton, tiap hari ada hal baru dalam meneliti. Selalu ada hal baru yang dikejar dan dipelajari," ujarnya di Jakarta Selatan, Rabu, 22 Mei 2024.

"Kalau kamu punya rasa pensaran yang tinggi seperti saya, itu asyik banget jadi peneliti. Bagi yang suka mencari sesuatu yang baru terus-menerus, jadilah peneliti karena itu sangat menyenangkan," ucap jebolan S2 Farmasi dari Universitas Indonesia itu.

Mengingat pekerjaannya yang dinamis, Pietra biasa akrab disapa mengatakan pentingnya jiwa pantang menyerah di setiap peneliti. Mengingat penelitian tidak langsung berhasil, butuh percobaan berkali-kali dalam waktu yang panjang.

"Karena penelitian tidak langsung berhasil, harus diulang-ulang. Misalnya nature (kepribadian) mudah menyerah, mungkin sulit pursue science (mengejar penelitian). Kegagalan itu hal yang sehari-hari banget dalam science. Kita tak bisa langsung sukses perlu berkali-kali mencoba," katanya.

Tantangan menjadi Perempuan Peneliti

Ditanya soal tantangan menjadi perempuan peneliti, Pietra mengatakan masih adanya stigma yang melekat pada kaum hawa, seperti kurang tegas dan baperan. Namun menurut dia, hal itu pun terjadi di bidang karier lainnya.

"Menurut saya, stigma ini tidak eksklusif di perempuan peneliti, tapi di segala jenjang karier. Perempuan, dianggap baperan, kurang tegas, mungkin ini stigma yang harus kita lawan," ucapnya.

"Walaupun sekarang stigma itu jauh berkurang, jauh lebih baik ketimbang dulu. Sekarang prestasi dan kemampuan wanita sudah jauh dilihat. Dulu wanita dianggap ga punya jiwa leadership, kritis, rasional," kata perempuan yang menjadikn jalan-jalan sebagai healing alias melepas penat.

Sekilas Perjalanan Karier Pietradewi Hartrianti

Pietradewi Hartrianti tertarik menjadi perempuan peneliti didorong oleh dua hal dari dalam dirinya sendiri, yaitu rasa ingin tahu yang besar dan penyakit autoimun yang dideritanya.

"Di keluarga saya tidak ada yang berkaitan dengan science. Papa saya lulusan SMA, ibu saya bekerja di perbankan. Dari kecil saya punya rasa ingin tahu yang besar. Saya juga punya penyakit autoimun. Saya selalu bertanya-tanya kenapa penyakit ini tidak ada obatnya. Ini pula alasan kenapa saya ambil jurusan S1 dan S2 farmasi di Universitas Indonesia," ujar Dekan School of Life Sciences di Indonesia International Institute for Life-Sciences.

"S3 saya material biomaterial. Dari situlah, saya keterusan, penelitian ke arah situ, dan masih ingin menjawab rasa penasaran saya dari kecil, yaitu bagaimana mengobati penyakit saya sendiri. Jadi, awalnya dari situ dan sampai sekarang, masih mengejar dan fokus ke arah situ," katanya.

Melalui penelitiannya, Pietradewi berupaya untuk menciptakan model jaringan kanker buatan dalam bentuk 3D dengan menggunakan keratin yang diperoleh dari rambut manusia sebagai bahan dasar pencetakan. Dengan demikian, kita dapat menguji obat-obatan kanker dengan lebih akurat, efektif, dan efisien.

Metode ini tidak hanya meningkatkan akurasi pengujian, tetapi juga lebih efektif secara biaya dan mendukung aspek keberlanjutan dalam penelitian medis.

“Bekerja sebagai seorang perempuan peneliti tentu menjadi mimpi dan harapan saya. Selain itu, dengan perkembangan teknologi dan dukungan dari berbagai pihak, potensi karier sebagai peneliti semakin terbuka lebar. Saya melihat bahwa saat ini, semakin banyak peluang untuk melakukan penelitian yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat," ucapnya.

Menurut Pietradewi, kesempatan untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian semakin banyak baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Pilihan Editor: Ayu Savitri Nurinsiyah Peneliti Lendir Keong yang Kaya Kolagen

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."