Bos Agate Shieny Aprilia Ungkap Tantangan Wanita Berkarier di Dunia Game

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Shieny Aprilia, Co-Founder & CEO Agate. Foto: Dok. Pribadi

Shieny Aprilia, Co-Founder & CEO Agate. Foto: Dok. Pribadi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Agate, Shieny Aprilia tertarik berkarier di dunia permainan atau game berawal dari kegemarannya bermain game sedari kecil. Sejak saat itu, dia menguntai cita-cita menjadi pengembang permainan atau game developer

    "Dari SD (Sekolah Dasar), saya juga sudah mencoba bermain game di konsol Nintendo sampai bermain di komputer. Lalu, setelah masuk SMA (Sekolah Menengah Atas), saya pertama kali mengetahui programming/coding, dan kebetulan saya sangat suka dengan coding," kata Shieny dalam jawaban wawancara tertulis yang diterima Cantika, 7 Mei 2024.

    "Akhirnya, saya mengetahui bahwa ada profesi game developer di mana profesi tersebut menggabungkan dua hal yang saya suka, yaitu bermain game dan coding. Dari sanalah akhirnya saya menekuni bidang tersebut dan sampai di titik sekarang ini," ucap lulusan Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

    Menurut Shieny, selama 15 tahun dia berkarier di Agate, prospek wanita berkarier di industri game semakin menjanjikan seiring dengan berkembangnya kesadaran akan pentingnya inklusivitas dan diversitas dalam industri tersebut.

    "Saya telah melihat peningkatan jumlah wanita yang terlibat dalam berbagai aspek industri game, seperti dalam hal pengembangan, desain, pemasaran, dan manajemen.

    Bagi wanita yang berminat untuk berkarir di industri game, Shieny mengatakan pentingnya memiliki komitmen yang kuat, didukung dengan keterampilan mumpuni, jaringan profesional yang solid, dan ketekunan dalam mengatasi rintangan.

    Selain itu, memanfaatkan peluang untuk memperluas representasi dan mendukung sesama wanita di industri game juga merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua orang.

    Tantangan Wanita Berkarier di Dunia Game

    Beberapa di antara kita mungkin beranggapan karier di dunia game lebih banyak didominasi oleh lak-laki, serta kurangnya representasi perempuan di industri ini. Namun, dari pengalaman Shieny yag berkarier lebih dari satu dekade, perempuan di industri game meningkat dari tahun ke tahun.

    "Berdasarkan survei yang kami dapat dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Indonesian Women in Game bahwa lingkungan dan keluarga responden mendukung bekerja di industri game sebanyak 24 persen responden sangat setuju dan terdapat 0 persen yang tidak setuju," ucap perempuan kelahiran 27 April tersebut.

    "Mengacu juga pada hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Game Indonesia (AGI) terkait kondisi perempuan yang bekerja sebagai game developer di Indonesia pada tahun 2021, bahwa saya melihat dari jumlah pengembang game yang memiliki karyawan perempuan yaitu didominasi sekitar 80 persen, sedangkan 20 persen lainnya tidak memiliki karyawan perempuan," katanya.

    Adapun di Agate sendiri terdapat 20 persen karyawan perempuan dari total keseluruhan karyawan.

    Selain itu, Shieny juga melihat tantangan para wanita bekerja di industri game selama ini adalah sikap saling berlomba-lomba untuk menunjukkan keahlian maupun keterampilan. Hal itu bisa memantik kekerasan hingga pelecehan.

    "Saya melihat data dari Ivolunteer International pada tahun 2022 bahwa terdapat 20 persen dari pemain perempuan telah mengalami sexual harassment dari pemain pria atau pemain lain dalam bentuk komentar yang mengobjektifikasi atau ancaman kematian dan pemerkosaan," kata Shieny.

    Bahkan, lanjut Shieny, sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat, Jerman, dan Cina, menemukan bahwa 59 persen wanita menyembunyikan gender mereka untuk menghindari pelecehan dan seksisme.

    "Mungkin yang bisa saya tambahkan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi perempuan dalam berkarir di industri game adalah kita sesama perempuan harus saling mendukung satu sama lain dan jika sudah sangat mengganggu (terkait sexual harassment) kita bisa melaporkan ke pihak/organisasi yang berwenang," katanya.

    Shieny pun memastikan bahwa Agate menjadi lingkungan kerja yang aman dan inklusif bagi semua karyawannya, serta berkontribusi pada perubahan positif dalam industri game secara keseluruhan.

    Iklan

    Berita Terkait

    Rekomendasi Artikel

    "Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."