Cara Membedakan Tas Fendi Asli atau Palsu, Ada Teknologi Chip yang Modern

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Fendi Baguette/Foto: Instagram/Finding Camelias

Fendi Baguette/Foto: Instagram/Finding Camelias

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Terkait keaslian tas untuk mengetahui dengan pasti, sebaiknya Anda selalu memeriksa dengan pengautentikasi bersertifikat. Jiika Anda memutuskan untuk membeli atau menjual tas bekas, pastikan untuk pergi ke sumber terpercaya dengan jaminan. Seperti setiap merek tas mewah, Fendi memiliki ciri khasnya sendiri yang tidak banyak diketahui. Pastikan untuk memeriksa komponen-komponen ini dengan ekstra hati-hati.

Berikut cara membedakan tas Fendi asli atau palsu

1. Logo Ikonik

Logo asli Metal F yang ikonik dari tas Fendi ditempatkan di kedua sisi persegi panjang, dan tidak pernah berhadapan langsung satu sama lain. Ketika logo ditampilkan dalam cetakan monogram, yaitu pada iterasi Zucca & Zucchino, balok FF harus berukuran sama, dan jika dijajarkan akan bertumpuk dengan sempurna. Tanda hubung kedua pada huruf F harus lebih pendek dan tipis dibandingkan garis di atasnya. Blok FF pada cetakan Zucca dan Zucchino semuanya harus memiliki jarak yang sama satu sama lain.

2. Bagian dalam Tas

Bagian dalam tas tangan Fendi asli memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sejak awal/pertengahan tahun 2000-an, kantong bagian dalam akan menampilkan tarikan ritsleting FF. Periksa tanggal tas dengan ritsleting. Ada beberapa perubahan lain yang dilakukan pada tas Fendi selama bertahun-tahun. Semua fitur penentu tanggal akan selaras dalam tas Fendi yang sebenarnya.

Di dalam tas tangan Fendi asli, Anda akan menemukan label kulit dengan emboss Fendi (atau Fendi Roma, atau Fendi Made in Italy), atau plakat logam yang diukir dengan teks yang sama. Jika branding muncul pada plakat logam, warna plakat harus sesuai dengan perangkat keras pada tas.

3. Radio Frequency Identification

Sejak tahun 2004, Fendi menyertakan kotak holografik dengan nomor seri di tasnya, dengan rangkaian angka dan huruf tepat di bawah stiker. Pada awal tahun 2010; namun, Fendi meningkatkan praktik keasliannya, dan mulai memasukkan RFID (Radio Frequency Identification) dalam tas menggantikan hologram. 

RFID dengan chip yang dapat dipindai ini memiliki informasi tentang produksi tas dan asal-usulnya. Terletak pada label kain yang dijahit ke dalam tas dengan 8 digit di dalam kain, tag RFID ini memerlukan perangkat untuk dibaca, namun kemungkinan besar juga dapat diautentikasi di toko Fendi. Banyak produk palsu yang memiliki salinan visual dari tag RFID, tetapi tidak memiliki chip sebenarnya.

4. Nomor Serial
 

Pada tas lawas dan beberapa model keluaran masa kini, Fendi tetap mencantumkan nomor serinya. Panjangnya 15-17 karakter, termasuk angka dan huruf yang dipisahkan dengan tanda hubung yang dapat ditemukan di bagian belakang label logo kulit bagian dalam (bukan kain) atau di sudut atau saku dekat jahitan. Ciri penting lainnya, tas Fendi yang diproduksi sebelum tahun 1980 tidak memiliki nomor seri.

5. Aksesori dan Dust Bag

Jepretan di bawah logo FF pada baguette dan tas sejenis biasanya berbentuk persegi dengan ukiran FENDI yang rapi. Faktanya, Fendi suka mengukir sebagian besar perangkat keras pada tas dengan FENDI atau FF (kancing, cincin, dll), dan logo FF dapat ditemukan di bagian belakang/bawah perangkat keras penarik ritsleting.

Detail penting lainnya adalah batang logam yang terletak di depan tas Fendi 2Jours dan 3Jours akan selalu disekrup langsung ke tas. Trakhir, meskipun tas selalu dapat ditukar, ada baiknya Anda menilai dust bag sertakan dengan tas Anda. Penutup debu Fendi terbaru berbahan katun putih dengan logo FENDI (Roma) hitam tanpa ada luntur.

Pilihan Editor: Sejarah Butik Fendi yang Identik dengan Keanggunan dan Eksperimen

LOVE THAT BAGETC

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."