Sejarah Burberry, Rumah Mode Asal Inggris yang Dirintis Tahun 1856

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Burberry menggelar peragaan busana langsung untuk koleksi musim gugur/musim dingin 2022 pada Jumat, 11 Maret 2022 di London. (Instagram/@burberry)

Burberry menggelar peragaan busana langsung untuk koleksi musim gugur/musim dingin 2022 pada Jumat, 11 Maret 2022 di London. (Instagram/@burberry)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Burberry salah satu rumah mode mewah favorit pecinta mode atau fashion. Burberry telah lama menikmati pengakuan dunia atas jas hujannya ikonik dan pola kotak Nova yang khas, yang sering kali digunakan pada pakaian siap pakai, tas, sepatu, aksesori, dan banyak lagi. Didirikan pada tahun 1856 oleh Thomas Burberry, merek ini memiliki sejarah yang kaya selama lebih dari 150 tahun – dari awal yang sederhana hingga statusnya saat ini sebagai pusat mode global, Burberry secara konsisten menunjukkan komitmennya terhadap kualitas, keahlian, dan inovasi. Yuk, kita telusuri sejarah Burberry yang ikonik.

Burberry Didirikan oleh Thomas Burberry di Usia 21 Tahun

Perjalanan Burberry dimulai di Basingstoke, Hampshire, Inggris. Pada usia 21 tahun, Thomas Burberry membuka toko pertamanya, yang fokus utamanya adalah pakaian luar ruangan. Terinspirasi dari kebutuhan pakaian yang tahan lama dan tahan cuaca, Burberry menemukan kain baru yang disebut gabardine pada tahun 1879.

Bahan inovatif ini, terbuat dari kapas yang ditenun rapat, tidak hanya tahan air tetapi juga menyerap keringat. Pengenalan gabardine merevolusi dunia pakaian luar dan meletakkan dasar bagi kesuksesan Burberry.

Pada awal tahun 1900-an, kain gabardine Burberry menarik perhatian para penjelajah, penerbang, dan personel militer. Keterkaitan merek ini dengan para petualang ini menghasilkan terciptanya jas hujan Burberry yang ikonik. Awalnya dirancang untuk perwira militer Inggris selama Perang Dunia I, jas hujan menjadi simbol gaya dan fungsionalitas. Desainnya menampilkan tanda pangkat, sabuk cincin D, penutup badai, dan bagian depan kancing ganda atau double-breasted, menjadikannya klasik abadi yang masih dihargai secara luas hingga saat ini.

Corak Burberry Nova, elemen ikonik lainnya dari merek ini, muncul pertama kali pada tahun 1920-an. Awalnya digunakan sebagai pelapis jas hujan, pola kotak-kotak yang khas dengan cepat mendapatkan popularitas dan menjadi identik dengan merek tersebut. Terdiri dari desain silang-silang unta, hitam, merah, dan putih, Nova telah dipadukan dalam berbagai produk Burberry, antara lain syal, payung, dan tas.

Pada tahun 1990-an, Burberry mengalami pergeseran citra mereknya. Popularitas pola ceknya menyebabkan pemalsuan, yang selama bertahun-tahun mengancam eksklusivitas merek tersebut.

Cara Mengecek Pola Asli Burberry

Untuk mengautentikasi produk asli Burberry, ada beberapa indikator utama yang harus dicari. Pertama, periksa polanya sendiri. Kotak Burberry klasik adalah alas berwarna krem dengan garis hitam, putih, dan merah membentuk pola simetris. Dan ini tergantung pada jenis cek yang kita periksa.

Selanjutnya, periksa pengerjaan dan kualitas produk. Carilah jahitan yang rapi, logo yang presisi, dan bahan berkualitas tinggi. Selain itu, periksa label dan tag yang ditempelkan pada produk. Ini termasuk label perawatan, stempel merek, dan ukiran.

Era Baru Burberry

Pada awal tahun 2000-an, di bawah kepemimpinan CEO baru Rose Marie Bravo dan kemudian, direktur kreatif Christopher Bailey, Burberry menjalani upaya rebranding yang signifikan.

Penemuan kembali merek ini mencakup fokus baru pada warisan, keahlian, dan inovasi. Pola kotak-kotak yang ikonik ditafsirkan ulang dan digunakan dengan lebih hemat, sementara kolaborasi dengan seniman dan desainer terkenal seperti Vivienne Westwood memberikan energi baru ke dalam merek tersebut, sehingga menarik audiens yang lebih muda.

Burberry juga memanfaatkan pemasaran dan teknologi digital, menjadi salah satu rumah mode mewah pertama yang menyiarkan langsung peragaan busananya.

Upaya modernisasi Burberry membuahkan hasil, dan merek tersebut mendapatkan kembali statusnya sebagai pemimpin barang mewah global. Pada tahun 2018, Riccardo Tisci ditunjuk sebagai direktur kreatif, yang selanjutnya memodernisasi merek tersebut dengan pakaian yang serupa dengan pakaian bergaya jalanan alias street style. Dia juga melakukan upaya keberlanjutan untuk memperkuat komitmen merek tersebut dalam mengurangi jejak karbonnya. Burberry juga meluncurkan Burberry Foundation, yang mendukung generasi muda kreatif dan menyediakan akses terhadap seni dan budaya bagi komunitas kurang mampu.

Kini, direktur kreatif baru Daniel Lee, yang terkenal karena pembenahan Bottega Veneta, menghidupkan kembali keeksentrikan merek Inggris yang halus. Dia mengubah logo tersebut untuk merujuk pada sejarah sejarah berkuda, dan dalam kampanye pertamanya, menampilkan banyak selebriti dan kreatif Inggris. “Sangat menarik untuk mencoba menemukan narasi tentang Burberry,” kata Lee. “Dan saya ingin kembali ke gagasan tentang fungsionalitas, pria dan wanita saat bepergian, dan pakaian yang tahan lama, yang tidak terlalu berharga.”

Pilihan Editor: Burberry Bakar Produk Senilai Rp 544,6 Miliar

REAL STYLE | HARPERS BAZAAR

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."