3 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menerapkan Disiplin pada Anak, Kata Psikolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi orangtua pusing dengan anak. Shutterstock

Ilustrasi orangtua pusing dengan anak. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat kita, orang tua, menerapkan disiplin pada anak, psikolog Jazmine McCoy menekankan pentingnya memahami perilaku dan emosi anak. Menurut dia, itu langkah utama dalam memahami pemicu anak melakukan hal itu, dan bisa jadi bukan karena tidak disiplin melainkan tidak tahu.

“Semakin kita berusaha memahami perilaku anak kita, maka kita akan semakin efektif. Ini bukan tentang menjadi orang tua yang permisif yang membiarkan anak mereka menginjak-injak mereka (dan orang lain). Ini tentang mendekati perilaku dengan rasa ingin tahu, tanpa terburu-buru," jelas Psikolog Jazmine McCoy dikutip dari Hindustan Times, 28 Februari 2024.

Menurut psikolog McCoy, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan disiplin pada anak.

1. Mengenal Karakter dan Emosi Anak

Baik itu mengumpat, membentak, atau mengamuk, kita sering kali percaya bahwa pola perilaku tersebut perlu segera dihentikan. Proses ini bisa menjadi bumerang. Penting untuk memahami mengapa anak berperilaku seperti itu, baru kemudian mengarahkan emosi anak ke sesuatu yang sehat untuk membantu mereka mengolah perasaan dengan lebih baik.

Misal, jika anak Anda termasuk kategori sumbu pendek atau mudah marah, beri contoh untuk berkomunikasi secara tenang dan jelas apa yang membuat dia resah, marah, agar dia semakin memahami cara mengolah emosi saat itu dan mengomunikasikannya ke orang lain.

2. Terus Memahami Anak

Orang tua sering kali percaya bahwa mereka harus segera memperbaiki perilaku anak setiap kali mereka tidak disiplin dari aturan yang sudah diterapkan. Namun faktanya, perilaku mereka mungkin berasal dari pengalaman masa lalu.

Kecuali jika pola perilaku tersebut tidak aman atau tidak wajar, kita harus meluangkan waktu untuk mengamati dan menilai pola tersebut dan mencoba memahami mengapa pola tersebut berulang. Memberi waktu memungkinkan diri kita untuk lebih memahaminya dan mencoba mengatasinya dengan cara yang efektif.

3. Perilaku Buruk Bisa jadi Cara Anak Berkomunikasi

Ketika seorang anak mencoba untuk berperilaku buruk, kita mungkin merasa malu atau bingung dan berpikir bahwa anak mencoba memanipulasi kita untuk melakukan sesuatu sesuai keinginan mereka. Namun hal yang kerap kita lupakan adalah perilaku buruk merupakan sarana komunikasi anak, dan mereka mungkin mencoba mengkomunikasikan emosi tertentu kepada kita melalui perilaku mereka.

Pilihan Editor: 7 Cara Mendidik Anak agar menjadi Mandiri dan Bertanggung Jawab

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."