Mengenal Putri Muhaimin Iskandar, Mega Safira: Alumnus Universitas Indonesia dan Bekerja di OJK

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Mega Safira, putri sulung calon wakil presiden Muhaimin Iskandar/Foto: Instagram/Mega Safira

Mega Safira, putri sulung calon wakil presiden Muhaimin Iskandar/Foto: Instagram/Mega Safira

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Selain Mutiara Baswedan, putri sulung cawapres Muhaimin Iskandar, Mega Safira juga aktif ikut kampanye mengenalkan program pasangan calon urut nomor satu. Salah satunya menemani Mutiara saat menjadi narasumber acara talkshow dengan segmen milenial dan gen Z. 

Nama Mega Safira menuai perhatian sejak ayahnya mendaftar ke KPU sebagai wakil presiden menemani calon presiden Anies Baswedan pada Oktober lalu. Mega Safira merupakan anak pertama dari pasangan Muhaimin Iskandar dan Rustini Murtadho yang lahir di Jakarta, 4 Maret 1996.

Melansir dari laman LinkedIn miliknya, Mega yang kerap disapa Ning ini menuliskan jika dia pernah menjalani pendidikannya di Universitas Indonesia (UI) dengan program double degree. Setelah dua tahun berkuliah di UI, Mega kemudian menamatkan pendidikannya di University of Melbourne, Australia.

Pada tahun 2017 ia bekerja menjadi Aassurance VE PwC Indonesia. Setahun kemudian menjadi Analyst Intern di CPO Office Ruangguru. Saat ini Mega diketahui  menjabat sebagai Pengawas Muda di Otoritas Jasa Keuangan.

Selain aktif dalam pendidikan, Mega juga pernah mengunggah potret kedekatan bersama ayah dan ibunya di laman instagram. Unggahan terbaru bersama sang ibu, Mega turut hadir menjadi pendukung saat ayahnya berada di panggung debat cawapres semalam. Mega tampil simpel dengan kemeja putih dan kerudung warna khaki. 

Pilihan Editor: Mengenal Rustini Murtadho, Istri Muhaimin Iskandar yang Tidak Aktif di Media Sosial

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."