Cerita Mengitari Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia di Museum Kebangkitan Nasional dari 9 hingga 31 Desember 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia di Museum Kebangkitan Nasional dari 9 hingga 31 Desember 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ingin menghabiskan akhir tahun 2023 dengan berwisata di ibukota? Pertimbangkan Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia yang diadakan di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, yang berlangsung dari tanggal 9 hingga 31 Desember 2023. Pameran ini menarasikan ulang sejarah perjalanan dan perdagangan rempah Nusantara, yang mengisahkan proses penyebarannya sudah terjadi jauh sebelum bangsa Eropa melakukan pencarian dan ekspedisi rempah ke wilayah Indonesia.

Rempah menyebar melampaui batas ruang dan waktu. Rempah telah ditemukan di dalam tubuh dan makam raja-raja Mesir Kuno dari abad ke-13 SM, hingga hadir dalam sepiring hidangan yang kita nikmati hari ini. Indonesia sendiri melahirkan berbagai jenis

Banyaknya artefak, catatan sejarah, dan keunikan budaya dari masa lalu menggambarkan aktivitas masa lampau masyarakat Nusantara yang membangun jalur perdagangan global yang disebut dengan Jalur Rempah (Spice Routes).

Jalur Rempah memiliki nilai sejarah penting yang dapat menjadi wawasan berguna untuk perkembangan perdagangan global. Untuk itu, pada tahun 2017, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemendikbudristek RI) telah menginisiasi pengusulan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO pada tahun 2024.

(dari kiri) Sofyana Ali Bindiar - Koordinator Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia, Sadiah Boonstra - Koordinator Kuratorial Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia, dan Ni Luh Putu Chandra Dewi - Koordinator Koleksi Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Desember 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Keberhasilan upaya ini membutuhkan usaha bersama untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, memelihara, dan mengedukasi generasi mendatang tentang pentingnya Jalur Rempah.

Maka dari itu, salah satu upaya menarik minat generasi muda ke pameran ini beberapa informasi disajikan secara interaktif.

"Ada kegiatan interaktif di Peta Jalur Rempah. Di sana biaa mencium aroma sambil menikmati informasi di layar dan jalur rempah. Menggali lebih dalam sejarah jalur rempah," kata Sadiah Boonstra selaku Koordinator Kuratorial Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Desember 2023. 

7 Bagian di Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia

Sebelum pameran dibuka pada Sabtu, 9 Desember 2023, Cantika bersama teman media lainnya berkesempatan mengitari terlebih dahulu. Ruang pameran ini tepat berada di sebrang pintu masuk. Kamu akan menemukannya dengan mudah karena ada tulisan nama pameran yang cukup besar berwarna cerah di dinding ruangan.

Begitu memasuki ruangan itu, kamu sebaiknya memulai mengitari pameran itu dari sisi kanan. Di sisi Jejak Rempah dalam Peradaban Dunia, kamu akan melihat jejak rempah dalam peradaban dunia salah satunya lewat replika mumi 

Terdapat penjelasan bahwa dalam proses mumifikasi di Mesir Kuno, jenazah terlebih dahulu dilapisi dengan campuran bumbu dan rempah. Tujuannya mencegah pembusukan sebelum dibungkus dan dimasukkan ke dalam peti mati.

Pameran Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia di Museum Kebangkitan Nasional dari 9 hingga 31 Desember 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Disebutkan pula berbagai bahan aromatik Nusantara juga teridentifikasi di makam Raja-Raja Mesir Kuno.

Oiya, penjelasan ini bisa kamu dapatkan lewat petugas museum yang bersiaga atau scan qr code yang berada di tulisan Pameran Jalur Rempah di sisi kanan sebelum pintu masuk. Pilihan lainnya membaca dari buku panduan pengunjung.

Oke, setelah melihat replika mumi, guci kanopok, dan aneka replika bejana, kita akan menyaksikan replika pakaian dokter pes.

Kostum yang dipakai dokter saat wabah pes di Eropa pada abad ke-13 itu cukup menarik perhatian. Topeng tersebut menyerupai paruh barung, di dalamnya diisi dengan campuran rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, vanila seperti madu. Campuran yang bersifat antiseptik dan aromatik itu dipercaya melindungi dokter dari wabah.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."