Cara Seru Merayakan Semangat Kreatif Para Penyandang Disabilitas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Talkshow dengan Zizi Allafta pianis dan penyanyi dengan disabilitas Netra, Natrio Catra Yoshoda (Pelari Marathon autis pertama di Indonesia) dan Agoes Abdoel Rakhman (Direktur Pelaksana Yaysan Anak Cacat Jakarta)/Doc. UN

Talkshow dengan Zizi Allafta pianis dan penyanyi dengan disabilitas Netra, Natrio Catra Yoshoda (Pelari Marathon autis pertama di Indonesia) dan Agoes Abdoel Rakhman (Direktur Pelaksana Yaysan Anak Cacat Jakarta)/Doc. UN

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia, bekerja sama dengan Bumilangit Entertainment, perusahaan hiburan terkemuka di Indonesia, akan memamerkan dan merayakan perjalanan para penyandang disabilitas yang telah mengatasi stigma dan tantangan. 

Penyandang disabilitas, yang membentuk sekitar 15 persen dari populasi global, sering kali kurang terwakili. Di Indonesia, menurut Sensus Nasional 2020, ada 38,8 juta orang yang diidentifikasi memiliki disabilitas. Namun, indikator pasar tenaga kerja disabilitas ILO mengungkapkan bahwa hampir 90 persen penyandang disabilitas di Indonesia tidak aktif, yaitu tidak bekerja atau mencari pekerjaan secara aktif. Banyak di antara mereka yang bekerja berada di sektor informal.

Sekitar 80 persen kaum muda penyandang disabilitas tidak terlibat dalam pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan, menurut ILO. Bismarka Kurniawan, CEO Bumilangit Entertainment, salah satu perpustakaan karakter buku komik superhero terbesar di Asia mengatakan disabilitas dapat mempengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, etnisitas, atau status sosial, menyoroti kebutuhan akan inklusi.

“Acara ini tidak hanya tentang merayakan bakat artistik individu penyandang disabilitas tetapi juga tentang mengakui peran mereka sebagai agen perubahan yang berpengaruh dalam masyarakat kita. Mereka memiliki kekayaan keterampilan, bakat, dan kemampuan, layak mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama seperti orang lain," ucap Bismarka melalui siaran pers kepada Cantika, Rabu, 6 Desember 2023. 

Menyoroti pentingnya inklusivitas bagi penyandang disabilitas, Saphira Kusbandiyah, dikenal sebagai Sasha, seorang influencer media sosial yang fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas, berkata, “Ketidakmampuan yang sebenarnya hanyalah ketidakmampuan untuk menerima dan menghormati perbedaan." Sasha, yang bekerja sebagai staf admin di sebuah perusahaan otomotif, memiliki 250.000 pengikut di TikTok. Di aplikasi media sosial ini, ia mengadvokasi hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia.

Tema Hari Disabilitas Internasional tahun ini, “Bersatu dalam aksi untuk menyelamatkan dan mencapai SDGs untuk, dengan, dan oleh penyandang disabilitas,” mencerminkan urgensi mempercepat upaya inklusif menuju Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Agensi-agensi PBB berikut di Indonesia berkolaborasi untuk mengorganisir acara ini: ILO, UNDP, UNFPA, UN Global Pulse, Pusat Informasi PBB dan Relawan PBB.

Lukisan para patriot Cerebral Palsy dari Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)/Doc: UN

Merayakan Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas

Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas, yang akan diadakan dari tanggal 6-10 Desember di Bloc Bar 2 (exfoya) MBloc Jakarta, dengan moto “Kita bisa! Kita mampu! Kita sama!" akan menyoroti bakat dan cerita luar biasa dari para penyandang disabilitas.

Acara ini akan menampilkan lebih dari 70 objek dan kegiatan, termasuk seni visual, seni pertunjukan, sejarah lisan, fashion inklusif, dan teknologi. Selain pameran, berbagai kegiatan juga akan diadakan. Ini termasuk talk show tentang teknologi inklusif untuk penyandang disabilitas, diskusi tentang pencapaian kaum muda penyandang disabilitas, dan lokakarya tentang terapi seni dan lukisan kaca.

Meskipun kontribusi luar biasa mereka di berbagai bidang seperti seni, budaya, teknologi, dan olahraga, masyarakat luas sering meremehkan potensi penyandang disabilitas, kata Valerie Julliand, Koordinator Residen Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia.

“Inisiatif ini akan menantang persepsi keliru dengan menampilkan kemampuan dan pencapaian luar biasa dari seniman penyandang disabilitas,” katanya. “Melalui cerita yang menarik, seni, dan solusi inovatif, kolaborasi ini menghormati seniman-seniman tersebut dan mendorong masyarakat untuk meninjau ulang prasangka dan bekerja menuju masa depan yang inklusif dan memberdayakan.”

Pilihan Editor: Apresiasi Atlet Disabilitas di Asian Para Games 2023, Angkie Yudistia: Mereka Punya Ruang yang Sama

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."