4 Cara Meningkatkan Produksi Kolagen, Olahraga Teratur hingga Konsumsi Suplemen

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi minuman berkolagen. wpengine.netdna-cdn.com

Ilustrasi minuman berkolagen. wpengine.netdna-cdn.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perlu kita ketahui bersama, di usia akhir 20-an, produksi kolagen kamu akan mulai menurun sekitar satu persen setiap tahun. Inilah sebabnya kebanyakan orang mulai memperhatikan tanda-tanda penuaan dini seperti garis-garis halus, kerutan, dan kendur di usia 30-an. Maka dari itu, banyak orang biasanya mulai berfokus pada pencegahan penuaan memasuki usia kepala tiga, termasuk cara meningkatkan produksi kolagen.

Untuk menyegarkan ingatan, kolagen adalah protein struktural yang memberikan kekenyalan dan kekencangan kulit. Kolagen merupakan kunci untuk mendapatkan dan menjaga kulit awet muda. Yuk, kita kulik apa saja cara meningkatkan produksi kolagen yang direkomendasikan dokter kulit.

1. Olahraga dan Tidur Cukup

Menurut dr. Lakshmi Sowjanya, dokter kulit dari Hyderabad, India, olahraga teratur tak hanya bermanfaat merangsang aliran darah dan oksigenasi, tapi juga meningkatkan sintesis kolagen.

"Latihan kekuatan, yoga, dan senam wajah dapat memperkuat struktur dan elastisitas kulit," ujar dokter Sowjanya, dikutip dari Hindustan Times, Minggu, 12 November 2023.

"Prioritaskan tidur yang berkualitas, karena pada periode istirahat yang penting inilah produksi kolagen mencapai puncaknya, membantu perbaikan dan regenerasi kulit,” tambahnya.

2. Pola Makan dan Hidrasi

Menurut Dr Harshna Bijlani, Kepala Medis di The Age Less Clinic di Mumbai, salah satu cara yang efektif meningkatkan produksi kolagen adalah melalui pola makan seimbang kaya gizi penambah kolagen seperti vitamin C, asam amino, dan antioksidan. Memasukkan makanan seperti buah jeruk, sayuran berdaun hijau, dan protein tanpa lemak dapat membantu proses ini.

"Selain itu, tetap terhidrasi sangat penting. Air memainkan peran penting dalam mendukung fungsi kulit, termasuk produksi kolagen,” tegasnya.

3. Produk Perawatan Kulit

Dokter Sowjanya juga menyarankan memanfaatkan kekuatan bahan perawatan kulit penambah kolagen seperti retinol, peptida, vitamin C, dan asam hialuronat. Bahan-bahan ini ampuh bekerja sama dengan proses alami tubuh Anda untuk meningkatkan sintesis kolagen dan menjaga kekenyalan kulit.

"Elemen-elemen ini mendorong pergantian sel dan meningkatkan sintesis kolagen, sehingga berkontribusi pada kulit yang lebih muda," tambah dr. Bijlani.

Melindungi kulit Anda dari kerusakan akibat sinar matahari juga langkah terpenting karena sinar ultraviolet (UV) dapat merusak serat kolagen, yang menyebabkan penuaan dini. Rutin memakai tabir surya atau sunscreen setiap hari membantu menjaga kolagen yang ada dan mencegah degradasi lebih lanjut.

Selain itu, suplemen kolagen dalam bentuk bubuk atau tablet juga dapat dipertimbangkan untuk merangsang produksi kolagen.

4. Perawatan Non-Invasif

Selain itu, Anda dapat mencoba perawatan non-invasif, yang merangsang produksi kolagen dengan memicu respons penyembuhan kulit.

Untuk pendekatan yang lebih mendalam, pertimbangkan prosedur di klinik seperti perawatan wajah PRF, laser, teknologi seperti ultrasound yang mencakup perawatan seperti Ultherapy, HIFU dan juga teknologi frekuensi radio yang mencakup perawatan seperti Thermage FLX, Morpheus8 dan banyak lagi yang dapat memberikan hasil yang dramatis.

Menurut para ahli perawatan kulit, suntikan seperti Volite, Dermal Fillers, dan Profhilo adalah penguat kolagen yang melibatkan penyuntikan asam hialuronat di bawah permukaan kulit, merangsang produksi kolagen dan elastin serta meningkatkan kekencangan, hidrasi, dan kualitas kulit secara keseluruhan.

Pilihan Editor: Kapan Boleh Mulai Konsumsi Suplemen Kolagen demi Jaga Elastisitas Kulit?

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."