Hindari 9 Hal Ini saat Perawatan di Salon, Menurut Penata Rambut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perempuan perawatan rambut di salon. Foto: Freepik.com/Prostooleh

Ilustrasi perempuan perawatan rambut di salon. Foto: Freepik.com/Prostooleh

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap penata rambut di salon selalu menemui klien dengan berbagai macam karakter setiap harinya. Dari pengalaman tersebut, penata rambut berharap klien tidak melakukan hal-hal berikut di salon. Apa saja itu dan mengapa demikian? Berikut penjelasannya.

1. Mencela Diri Sendiri

Pergi ke salon menghadirkan situasi unik di mana kita terkadang duduk dan menatap diri sendiri di cermin selama berjam-jam. Meskipun mungkin terasa canggung—dan meskipun kamu ingin mengkritik diri sendiri—cobalah untuk menghindari bahasa yang mencela diri sendiri.

“Memiliki kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang secara fisik memang sangat menyenangkan, namun mendengarkan cara orang-orang menunjukkan setiap kekurangan mereka begitu mereka duduk di kursi tidak pernah semudah ini,” kata penata rambut Kallie Henskens, dikutip dari Real Simple, 10 Oktober 2023.

“Cobalah ubah bahasa menjadi lebih positif. Kami di sini bukan untuk menghakimi atau membongkar kekurangan fisikmu. Kami di sini untuk memunculkan kecantikanmu," sambungnya.

2. Menyilang Kaki atau Menunduk saat Potong Rambut

Saat penata rambut mulai mengeluarkan guntingnya, inilah waktunya untuk duduk tegak, meletakkan ponsel, melihat ke depan, dan meluruskan kaki. Postur tubuh yang kurang bagus dapat membahayakan hasil akhirnya.

Perhatian penuh dan postur tubuh yang baik dapat memastikan keselamatanmu saat penata rambut menggunakan alat tajam. Ini juga membantu menciptakan potongan rambut yang lebih seimbang.

3. Membiarkan Akar Rambut Tumbuh Panjang

Membiarkan rambut asli tumbuh saat mengaplikasikan cat warna lain adalah kebiasaan yang kita semua lakukan, tapi ternyata hal ini dapat menjadi bumerang dengan cepat. Hal ini terutama berlaku jika warna rambut alami kamu sangat berbeda dengan cat warna rambut yang sedang dipakai.

“Kesalahan nomor satu yang saya harap klien tidak lakukan adalah membiarkan akar warna rambut mereka tumbuh terlalu panjang dan mengharapkan warna rambut tersebut tetap terlihat seperti rambut alami,” kata Sharon Dorram, pewarna rambut andalan selebriti.

4. Micromanaging Pekerjaan Mereka

Saran dan kritik dari klien selalu diterima oleh salon, namun jika sudah masuk ke wilayah micromanaging, akan membuat penata rambut frustrasi mendengarnya. Hal ini juga berpotensi menghalangi mereka untuk menggunakan kreativitas penuh dan menunjukkan keahlian mereka.

“Sebagai profesional, kita semua memiliki pendekatan kreatif masing-masing,” kata Henskens.

“Ada beberapa cara untuk mencapai hasil yang sama dan kita semua memiliki latar belakang pendidikan dan preferensi yang berbeda mengenai metode yang kita pilih untuk memperoleh hasil yang diinginkan.”

5. Tidak Berbicara

Di sisi lain, tidak masalah jika kamu memberi tahu penata rambu jika ada sesuatu yang salah selama pemotongan atau pewarnaan. Dengan berbicara di tengah pekerjaan, itu dapat memperbaiki masalah apa pun dan kamu pun keluar dari salon dengan rambut yang persis diinginkan

Tapi jika kamu sudah sampai di akhir sesi dan tidak menyukai hasilnya, jelaskan dengan lembut apa yang kurang menarik. Lebih baik bagi stylist untuk mendapatkan kesempatan mengatasi masalah tersebut, dibandingkan mendengarnya beberapa hari kemudian yang berpotensi buruk pada bisnis mereka.

6. Mengabaikan Produk yang Direkomendasikan

Kita semua memiliki anggaran tertentu, tetapi jika kamu ingin highlight, balayage, atau perawatan rambut kelas atas, maka masuk akal untuk menggunakan produk sampo dan kondisioner terbaik yang direkomendasikan oleh penata rambut.

“Untuk melindungi rambutmu, sebaiknya hanya menggunakan produk profesional berkualitas salon yang 100 persen bebas paraben dan sulfat,” kata Julius Michale, penata rambut selebriti.

“Harganya mungkin sedikit lebih mahal, tapi menjaga warna rambut indahmu tidak sia-sia.”

7. Tidak Membawa Foto Inspirasi

Mencoba mendeskripsikan apa yang kamu inginkan kepada penata rambut terkadang bisa berhasil, namun tanpa visual yang baik, akan sulit bagi penata rambut untuk mengetahui dengan tepat apa yang kamu inginkan. Jadi, jika kamu lupa membawa foto inspirasi dapat memberikan hasil yang kurang memuaskan.

“Dan ingatlah untuk mencari foto inspirasi yang modelnya memiliki tekstur rambut dan warna alami yang mirip denganmu,” kata Henskens.

8. Datang ke Salon dengan Rambut Kotor

Nasihat lama menyarankan untuk datang ke salon dengan rambut kotor. Keyakinannya adalah bahwa minyak akan melindungi rambut dan kulit kepala Anda, namun berkat teknologi baru, hal ini sudah ketinggalan zaman, catat Henskens.

“Untungnya, lini produk kini diformulasikan dengan bahan-bahan yang lebih lembut pada rambut,” jelas Henskens.

“Sekarang, jika terdapat terlalu banyak minyak, kotoran, dan penumpukan pada rambut, produk tersebut mungkin tidak memberikan hasil yang diinginkan," ucapnya.

Sebaliknya, pergilah ke salon dengan rambut bersih dan kering agar penata rambut memiliki kanvas yang ideal untuk digunakan.

9. Terlalu Sering Memakai Sampo Kering

Sampo kering berguna dalam keadaan darurat, tetapi bukan berarti tidak dimaksudkan untuk penggunaan rutin.

“Kesalahpahaman yang besar bahwa dengan sampo kering saja membersihkan rambut, sehingga tidak perlu mencuci rambut,” kata penata gaya selebriti Chaz Dean. “Penting untuk membersihkan kulit kepala dengan benar secara teratur.”

Pencucian rutin tidak harus dilakukan setiap hari, kamu bisa mencucinya setiap dua atau tiga hari tergantung jenis rambut. Ini membantu memecah sisa produk, menyegarkan rambut, menstimulasi kulit kepala, dan meningkatkan pertumbuhan rambut yang sehat.

Pilihan Editor: 9 Cara agar Rambut Berkilau dan Lembut, Menurut Pakar Rambut

ANNISA YASMIN | REAL SIMPLE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."