Ketahui 4 Syarat Air Minum yang Baik, Bisa Cegah Diare hingga Stunting

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi seorang anak minum air putih. Shutterstock

Ilustrasi seorang anak minum air putih. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jangan sepelekan air minum yang kita konsumsi sehari-hari. Air minum tak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidrasi, tapi juga berdampak pada kesehatan tubuh termasuk saluran cerna dan risiko stunting. Untuk menyegarkan ingatan kita kembali, berdasarkan Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, syarat air minum yang baik adalah tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna alias jernih, serta bebas kuman patogen dan bahan berbahaya.

Tapi sayangnya, menurut Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Kementerian Kesehatan (2020) disebutkan bahwa 7 dari 10 rumah tangga Indonesia mengonsumsi air minum dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E. coli, dan baru 11.9 persen rumah tangga yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi.

Menurut Dr. dr. Diana Sunardi, cemaran bakteri E. coli dalam air minum adalah salah satu penyebab utama diare. 

"Dan, dari 34 provinsi di Indonesia 10 di antaranya indeks kualitas airnya buruk dan prevalensi diare masih tinggi di Indonesia," ujar Spesialis Gizi Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu dalam acara media gathering "Tidak Semua Air Sama" di Jakarta Selatan, Selasa, 26 September 2023.

Dia juga memaparkan dari penelitian terbaru dinyatakan sumber air minum berkualitas turut menentukan tumbuh kembang anak, juga mencegah risiko stunting. Penelitian tersebut membandingkan antara anak yang mengonsumsi air minum dari air galon bermerek dan air isi ulang.

(dari kiri) Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana, Karyanto Wibowo - Sustainability Director Danone Indonesia, Najwa Shihab - Figur publik dan perwakilan konsumen, Dr. dr. Diana Sunardi, Mgizi, SpGK(K) dalam media gathering "Tidak Semua Air Sama" di Four Seasons, Jakarta Selatan, Selasa, 26 September 2023. Foto: Dok. Aqua

"Bakteri baiknya lebih banyak pada anak yang konsumsi air minum yang berkualitas (galon bermerek)," tutur Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG).

Ketika anak mengonsumsi air minum yang tercemar bakteri berarti terjadi perpindahan bakteri jahat ke dalam saluran cerna. Hal itulah yang bisa menganggu kesehatan usus.

"Kesehatan saluran cerna ini ke depannya akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. karena pusat dari imunitas atau pertahanan tubuh yang terbesar ada di usus. Jadi kalau usus tidak sehat, pasti secara keseluruhan kita tidak sehat," jelasnya.

Penelitian itu juga membuktikan bahwa sumber air untuk cuci tangan dan lainnya termasuk mandi bisa mempengaruhi mikrobiota dalam usus.

Sementara itu penelitian lain, kali ini dilakukan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syamdalam dan rekannya di beberapa provinsi Indonesia menemukan sumber air minum yang tak berkualitas mempengaruhi bakteri di lambung orang dewasa.

"Sering sakit maag, berulang, pas ke dokter penyakit dalam bisa diperiksa cairan lambung. Dari situ terlihat apakah ada kuman yang dipengaruhi sumber air minum," jelasnya.

Hasil penelitian tersebut juga didukung studi lain yang telah dilakukan di dalam dan luar negeri.

Pentingnya Sumber Air dalam Air Minum yang Sehat dan Aman

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana, menegaskan bahwa tidak semua air sama.

“Air yang sehat dan aman untuk dikonsumsi sangat bergantung dari sumbernya. Air yang diambil dari tanah dangkal besar peluangnya untuk tercemar aktivitas manusia. Sementara air dari akuifer dalam sifatnya murni dan memiliki kandungan mineral alami sehingga aman dan menyehatkan untuk dikonsumsi,” jelasnya.  

Sumber air menjadi semakin penting karena air yang berasal dari sumber-sumber yang kurang baik memerlukan pemrosesan yang lebih kompleks. Padahal, air minum yang diproses berlebihan, seperti air demineral, tidak direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk dikonsumsi dalam jangka panjang karena dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Pilihan Editor: Tanda-tanda Anda Kurang Minum Air Putih

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."