Tips Mengatasi Tumit Pecah-pecah saat Musim Kemarau dan Cuaca Ekstrem

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Tumit pecah-pecah. Freepik.com/Schantalao

Tumit pecah-pecah. Freepik.com/Schantalao

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Indonesia mengalami suhu panas pada beberapa waktu terakhir ini. secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2° Celcius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023.

Suhu panas tersebut membuat kita sering menemui masalah-masalah yang menyerang kulit saat musim panas salah satunya adalah tumit pecah-pecah. Cracked Heels atau tumit pecah-pecah disebabkan oleh kulit yang kering. Gejalanya bertambah buruk saat kulit di sekeliling tumit terdapat penebalan kulit kering.

Simak tips mengatasi tumit pecah-pecah pada musim kemarau atau cuaca ekstrem, antara lain:

1. Sesudah mandi, gosoklah bagian tumit dengan alat penggosok khusus kaki secara rutin atau menggunakan batu apung, sehingga kulit baru dapat tumbuh dengan baik.

2. Hindari merendam  kaki dengan air yang bersuhu terlalu panas, karena kulit akan cepat kering dan keriput.

3. Oleskan lotion kaki seperti Kanna Cream Lembut yang mengandung bahan Soya Lecithin yang dapat mengatasi tumit pecah-pecah dan kulit kering setiap pagi dan malam hari. Oleskan lagi bila Anda akan berada di dalam ruangan ber AC lebih dari 10 jam.

Memang masalah tumit pecah-pecah bukalah hal serius namun ini akan mengurangi keindahan kaki kita dan akan menggangu aktivitas sehari-hari kita, apalagi kalau kita menggunakan sepatu terbuka setiap harinya. Masih ingin bertahan dengan tumit pecah-pecah di musim kemarau dan cuaca ekstrem? Ayo cegah dan atasi tumit pecah-pecah dengan Kanna Cream Lembut

Pilihan Editor: 4 Cara Atasi Tumit Pecah-pecah, Rutin Rendam dan Eksfoliasi

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."