Hari Pendidikan Nasional Momen Ingatkan Pentingnya Literasi Digital di Sekolah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 16 Maret 2020. Sebanyak 40.056 siswa SMK yang tersebar di 418 sekolah seSulsel mengikuti UNBK yang dilaksanakan pada 16-19 Maret 2020. ANTARA

Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 16 Maret 2020. Sebanyak 40.056 siswa SMK yang tersebar di 418 sekolah seSulsel mengikuti UNBK yang dilaksanakan pada 16-19 Maret 2020. ANTARA

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pengamat media sosial dan pakar perlindungan data pribadi Ibnu Dwi Cahyo menilai momen Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei hari ini, pas untuk pengingatkan tentang pentingnya literasi digital diajarkan di institusi pendidikan formal.

Dia mengatakan perbaikan literasi digital lewat institusi pendidikan formal tidak bisa ditunda lagi. Ia mengingatkan bahwa semua aspek kehidupan sudah tersentuh digitalisasi. Artinya, lembaga pendidikan formal perlu menjadi tempat pertama dan utama bagi anak bangsa untuk belajar soal digital. Khususnya para siswa bisa belajar soal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia maya. 

“Literasi digital ini sangat penting, apalagi kita menghadapi era media sosial yang sangat bebas, belum lagi soal perlindungan data pribadi, tak kalah penting kita akan menghadapi pemilu dan pilpres di 2024,” jelas Direktur Eksekutif Siber Sehat Indonesia itu pada 2 Mei 2023.

Menurutnya, pendidikan literasi digital yang baik dapat mendukung pesta demokrasi yang akan dihadapi Indonesia dalam waktu dekat. “Dengan literasi digital yang baik, maka pemilu akan berjalan dengan aman, serta kualitas hasilnya meningkat. Sebaliknya dengan literasi digital yang rendah maka akan banyak konflik hadir di semua lini, terutama penyebaran hoaks,” katanya.

Menurut Ibnu, kesempatan untuk meningkatkan literasi digital di lembaga pendidikan formal sangat bisa dilakukan apalagi dengan adanya kurikulum merdeka belajar. Namun sebelum fokus pada pendidikan siswa soal dunia digital, para pengajar di sekolah pun perlu meningkatkan wawasan mereka serta mengikuti perkembangan digital yang terjadi. Ini penting agar ada relasi antara murid sebagai “native digital” dengan para pengajar.

"Literasi digital ini tak hanya membantu meningkatkan pemilu dan pilpres yang berkualitas. Lebih jauh bisa meningkatkan kepercayaan dunia internasional dan investor ke Indonesia. Ini bisa dijelaskan dengan literasi digital yang baik akan secara langsung meningkatkan kesadaran pada perlindungan data pribadi, tidak hanya pada masyarakat tapi juga pada para pemangku kepentingan,” katanya.

“Pada akhirnya regulasi yang dihasilkan benar-benar berpihak pada pengamanan data pribadi masyarakat tanpa mengurangi fleksibilitas kegiatan bisnis maupun administrasi-birokrasi,” katanya. 

Ibnu pun mendorong literasi digital di lembaga pendidikan formal. Hal ini akan membantu Indonesia bergerak evolusioner bahkan revolusioner bersamaan dengan bonus demografi yang sedang dan akan dinikmati Indonesia.

“Pendidikan adalah kunci utama menghadapi bonus demografi yang sedang dan akan segera datang ke Indonesia. Literasi digital bisa menjadi salah satu faktor penopang agar bonus demografi ini benar-benar bermanfaat bagi Indonesia, bukan menjadi “kiamat” kegagalan. Dengan literasi digital yang baik, kita masyarakat Indonesia bisa lebih produktif dan menghasilkan devisa lebih banyak bagi negara,” kata Ibnu Dwi Cahyo.

Pilihan Editor: Literasi Digital Bisa Jadi Upaya Pengusaha Perempuan Bangkit saat Pandemi

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."