Suara Para Penggemar Belanja Thrifting, Tetap Belanja Baju Brand Lokal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
ilustrasi fashion (pixabay.com)

ilustrasi fashion (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ramai pro dan kontra pemusnahan pakaian bekas impor atau thrifting membuat sederet penggemar baju thrift pun angkat bicara. Salah satunya ialah Tasha yang suka belanja baju thrif sejak SMA, menurutnya membakar baju termasuk tindakan yang emosional dan tidak terukur. 

"Kalau sudah dibakar lalu apa, aku lebih kasihan sama para pedagang pakaian bekas karena beli ber-bal-bal baju dan sewa kios juga. Kasih mereka waktu sambil sosialisi soal kebijakan tersebut," ucap Tasha melalui pesan instan, Minggu, 19 Maret 2023. 

Pada dasarnya, Tasha setuju jika aturan impor pakaian bekas diatur secara ketat, tapi mesti sosialisasi aturannya lebih masif. Terus penegakkan aturannya tidak hanya galak di awal atau waktu tertentu saja, mesti konsisten dan komprehensif dari hulu ke hilir. "Tau sih, memang sebelumnya sudah ada aturan. Tapi kan implementasinya enggak ada tuh, longgar, makanya bisa masif begini yang thrifting. Itu dibenahi pelan-pelan dan dikasih solusi juga para pedagangnya," saran Tasha. 

Bicara mengenai kekhawatiran akan merusak pasar lokal, salah satu buyer baju thrift lainnya, Gemma yang dihubungi melalui pesan instan mengatakan belum tentu akan merusak pasar brand lokal, sebab tidak semua orang yang membeli baju thrif. 

"Yaa sayang saja, sih, harusnya memang ada regulasi yang mengatur soal thrifting ini ya. Berlebihan aja sih menurutku sikap bakar baju thrifting atau melarang hal itu. Kalau dilarang malah bakal banyak celahnya, mending diatur saja bagaimana biar bisa tepat," ucap Gemma yang dulu suka belanja baju thrif di Pasar Senen dan sekarang lebih suka via Instagram. 

Senada dengan Gemma, menurut Alfiya yang juga suka belanja baju thrif dengan adanya pasar thrifting tidak merusak pasar lokal. Pakaian thrifting sudah ada dari dulu, puncaknya kalau tidak salah 2019. Sementara pasar industri lokal juga makin berkembang, tumbuh paling tinggi juga di 2019. "Yang suka beli baju trifting juga tetap beli pakaian produk lokal kok.  Misal buat kerudung, celana, rok, dan lain-lain," ucap Alfiya yang dihubungi melalui pesan instan, Senin, 20 Maret 2023. 

Tak hanya itu, alasan beli baju thrifting itu salah satunya juga biar tidak makin banyak sampah tekstil atau limbah fashion. Karena masa pakai pakaian itu bisa tahunan, cuma mungkin karena pemilik sebelumnya bosan jadi dijual dan bisa dipakai sama orang lain. "Sampah tekstil itu kan susah banget terurai. Kalau semua orang belanja baju baru terus, bosan, lalu buang, ya jadi makin banyak sampah," ungkapnya. 

Pilihan Editor: Larangan Impor Pakaian Thrifting, Ketua IFC: Merugikan Desainer dan Produsen Lokal

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."