Ketahui Masalah Kulit Wajah Milia, Penyebab dan Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wajah bermasalah. Shutterstock

Ilustrasi wajah bermasalah. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu masalah kulit yang kerap dialami perempuan ialah adanya benjolan kecil, khususnya di area mata yang disebut dengan milia. Benjolan kecil tersebut sebetulnya bukan kondisi kulit yang sangat mengganggu, tetapi Anda juga perlu mengetahui penyebab dan bagaimana cara mengatasinya. 

Apa itu milia?

Milia hampir tidak terdeteksi, biasanya berukuran satu hingga tiga milimeter, benjolan wajah milia adalah mikrokista putih atau kuning yang tumbuh tepat di bawah permukaan kulit.  Menurut Maxine F. Warren, dokter kulit bersertifikat di Dermatology of the Rockies, di Longmont , Colo milia berada di area wajah, terutama di sekitar kelopak mata dan pipi. Namun, dia juga mencatat bahwa hal itu dapat terjadi di mana saja di tubuh, termasuk area genital. "Milia sering disalahartikan sebagai whiteheads, subtipe jerawat, tetapi sebenarnya adalah kista infundibular yang tidak berhubungan dengan jerawat."

Jika kamu pernah mengagumi bayi yang baru lahir dalam gendongan Anda, Anda mungkin pernah melihat benjolan putih mungil di wajahnya. Kemungkinan, ini adalah milia. Faktanya, Dr. Warren mengatakan hingga 50 persen bayi mengalami kondisi kulit ini selama bulan pertama kehidupan mereka.1 Biasanya, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan. Untuk orang dewasa, Dr. Warren mengatakan tidak ada data yang dapat dipercaya tentang prevalensi milia, tetapi dia mengatakan itu adalah keluhan yang cukup umum dalam praktiknya, yang memengaruhi semua kelompok usia dan ras.

Apa yang menyebabkan milia?

Ada dua jenis milia: primer dan sekunder. Untuk yang pertama, Dr. Warren menjelaskan benjolan milia terjadi ketika sel-sel kulit yang terkelupas menumpuk dan terperangkap di lapisan kulit terdalam (dermis) dan membentuk kista kecil. Di sisi lain, milia sekunder dapat terjadi selama fase penyembuhan luka bakar atau penyakit inflamasi. 

“Milia juga dapat terjadi sebagai respons terhadap trauma lain pada kulit, termasuk prosedur kosmetik seperti pengelupasan kimiawi atau laser ablatif. Milia juga dapat berkembang karena kulit kehilangan kemampuan alaminya untuk terkelupas akibat penuaan,” catatnya.

Bagaimana kamu bisa mengobati benjolan wajah milia?

Jika Anda melihat benjolan ini muncul di wajah sebaiknya bicarakan dengan dokter kulit Anda .  Namun, ini adalah beberapa cara yang lebih umum yang direkomendasikan oleh para profesional untuk mengatasi masalah kulit ini. 

1. Cobalah eksfoliasi

Kunci untuk mencegah milia adalah pengelupasan kulit, Dr. Warren menjelaskan, karena pada akhirnya, milia disebabkan oleh sel kulit mati yang terperangkap. Banyak perawatan di rumah yang dapat bermanfaat bagi pori-pori Anda dan memaksimalkan perputaran sel, termasuk retinoid topikal, asam alfa hidroksi (AHA), atau asam beta hidroksi (BHA). Periksa label belakang untuk bahan-bahannya, dan uji pada sebagian kecil kulit Anda sebelum dioleskan ke seluruh wajah Anda untuk menghindari iritasi.

2. Hindari krim kental atau produk berbasis minyak

Tips lain untuk menghindari benjolan ini adalah menghindari krim kental atau produk berbahan dasar minyak di area rawan milia, terutama di sekitar mata. “Banyak krim yang terlalu tebal untuk kelopak mata, di mana lapisan terluar kulit adalah yang paling tipis di tubuh, jadi penting untuk menggunakan produk khusus pada area yang diinstruksikan untuk mencegah penumpukan,” katanya.

3. Batasi paparan sinar matahari yang berlebihan

Terakhir, Dr. Warren mengatakan untuk menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan dan merokok, yang keduanya dapat menyebabkan milia dan komedo di pipi dan leher, sebuah fenomena yang disebut sindrom Favre-Racouchot.

Pilihan Editor: 6 Bahan Skincare yang Ampuh untuk Mengatasi Milia Retinol Hingga Bahan Alami

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."