Sejarah Hari Valentine, Dimulai pada Akhir Abad ke-5

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Seorang penjual bunga mengerjakan rangkaian balon untuk dijual menjelang Hari Valentine di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, 13 Februari 2021. Dua tahun lalu, memperingati Valentine masih dilarang di kerajaan ini. REUTERS/Ahmed Yosri

Seorang penjual bunga mengerjakan rangkaian balon untuk dijual menjelang Hari Valentine di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, 13 Februari 2021. Dua tahun lalu, memperingati Valentine masih dilarang di kerajaan ini. REUTERS/Ahmed Yosri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di masa sekarang, hari Valentine identik dengan bersikap romantis, kado, dan sentuhan fisik untuk orang-orang yang disayangi. Padahal menurut sejarahnya, hari Valentine berkaitan dengan hal religius. Yuk, kita kulik sejarah hari Valentine.

Bagaimana Hari Valentine Dimulai?

Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius mengumumkan tanggal 14 Februari adalah Hari Santo Valentine. Sejak saat itu, 14 Februari telah menjadi hari perayaan yang bersifat lebih religius.

Hari Valentine adalah hari tetap di kalender yang disatukan menjadi liburan pertengahan Februari di kalender Romawi kuno yang disebut Lupercalia — yang diyakini oleh beberapa sejarawan sebagai penyebab Hari Valentine adalah tentang cinta.

Lupercalia merayakan kesuburan, dan mungkin termasuk ritual di mana pria dan wanita dipasangkan dengan memilih nama dari toples. Di Yunani Kuno, orang mengamati perayaan pertengahan musim dingin untuk pernikahan dewa Zeus dan dewi Hera.

Mengapa Hari Valentine Dirayakan pada 14 Februari?

Secara umum, orang Kristen mula-mula sering memilih untuk merayakan hari libur pada hari-hari yang bertepatan dengan festival dan perayaan yang ada (seperti Natal dan titik balik matahari musim dingin), sehingga mereka menempatkan Hari Valentine pada tanggal 14 Februari, sedangkan Lupercalia dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Baca juga: Rekomendasi Kado Valentine Berdasarkan Zodiak

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."