Sebelum Membatalkan Janji Temu, Ajukan 6 Pertanyaan Ini kepada Diri Sendiri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita dan ponsel. Freepik.com/msgrowth

Ilustrasi wanita dan ponsel. Freepik.com/msgrowth

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Terkadang kita membatalkan janji temu karena beragam faktor seperti sakit, berita duka, kondisi darurat, atau situasi tak terduga lainnya. Jika hal itu terjadi, tentu akan dimaklumi karena di luar kendali kita. Tapi bagaimana jika keraguan muncul mendekati hari janji temu dan hanya ingin membatalkan? Kuncinya jangan terburu-buru mengambil keputusan.

Perlu diingat bahwa kamu bukan satu-satunya orang yang mungkin terpengaruh saat membatalkan janji. Tak menetapi janji bisa menyakitkan dan mengganggu, serta merusak kepercayaan dalam hubungan tersebut. Sebab orang lain bisa menganggap kamu tidak dapat diandalkan, bila sudah beberapa kali kamu ingkar janji

“Kepercayaan adalah bagian penting dari hubungan secara umum, tetapi khususnya dalam dinamika persahabatan,” kata terapis Shontel Cargill, dikutip dari laman Well+Good, 1 Februari 2023.

“Dalam hal pembatalan janji, penting untuk jujur pada diri sendiri tentang ketersediaan Anda dan mencoba untuk tidak terlalu berkomitmen. Ketika Anda tidak menindaklanjuti rencana tersebut, itu mengubah dinamika persahabatan dan kepercayaan dari waktu ke waktu.”

Jika kamu masih meragu apakah harus membatalkan rencana atau tetap pada jalurnya, cari tahu alasan mengapa kamu merasakan hal itu. Caranya? Kamu bisa mengajukan sederet pertanyaan ke diri sendiri sebelum memutuskan membatalkan janji temu.

1. Apakah saya benar-benar ingin bergaul dengan orang ini atau berpartisipasi dalam kegiatan ini?

Inti dari pertanyaan ini adalah mengukur mengapa kamu menghindari bertemu orang ini atau melakukan kegiatan tersebut. Tanyakan pada diri sendiri, apakah kamu merasa aman dan nyaman dengan orang ini atau melakukan aktivitas ini, dan apakah Anda berada di waktu yang tepat untuk berada di sana?

Jika jawaban atas salah satu pertanyaan tersebut adalah "tidak", Cargill mengatakan membatalkan janji adalah pilihan yang masuk akal.  Pilihan tersebut untuk melindungi kedamaian kamu, begitu pula kesehatan mental dan fisik.

Cargill juga mengingatkan kamu masih harus siap menghadapi reaksi orang lain terhadap pilihan kamu.

Dari respons mereka, kamu juga dapat belajar apa yang akan terjadi di masa mendatang jika membatalkan janji. Artinya, jika kamu mendapati diri terlibat dalam rencana yang benar-benar tidak ingin kamu lakukan, sebaiknya jangan membuat janji sejak awal.

2. Bagaimana perasaan saya saat ini, dan mengapa saya tidak ingin pergi?

Latih refleksi diri untuk memahami apa yang mendorong keinginan kamu untuk membatalkan janji. Jika kamu sering membatalkan, ada baiknya mempertimbangkan pola perilaku. Ingin mundur dari rencana bisa berarti kamu memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi, kewalahan, atau jadwal yang berlebihan. Mungkin janji temu itu dilakukan pagi hari, dan kamu bukan tipe morning person. Jika itu faktornya, pertimbangkan faktor waktu untuk janji temu berikutnya.

Apa pun spesifikasi rencana kamu, cobalah untuk mengidentifikasi akar masalah dan kemudian pertimbangkan konsekuensi dari pembatalan. “Kamu benar-benar harus jujur dengan diri sendiri, melakukan evaluasi diri, dan mengatakan 'apa peran saya dalam semua ini,'” kata Cargill.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."