Menelisik Wastra Lawasan dari Sumatra bagian Selatan, dari Songket hingga Kain Tapis

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Pithecanthropus mengangkat keberagaman ragam hias dan budaya yang hadir dalam lembaran wastra selatan Sumatra yang berusia hingga sekitar 150 tahun/Foto: Doc. Pithecanthropus

Pithecanthropus mengangkat keberagaman ragam hias dan budaya yang hadir dalam lembaran wastra selatan Sumatra yang berusia hingga sekitar 150 tahun/Foto: Doc. Pithecanthropus

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masyarakat di area Sumatra bagian Selatan saling terhubung melalui perairan yang ada di area mereka. Dari hulu, hilir, hingga muara, seluruh transaksi dagang dan perjalanan terjadi di perairan seperti Sungai Musi dan Sungai Batanghari.

Pithecanthropus mempersembahkan “Muara”, sebuah pameran wastra yang menampilkan
lebih dari 50 kain dari Jambi, Palembang, Bangka, Bengkulu, dan Lampung - serta perhiasan Peranakan dan peralatan bersirih (Tepak Sirih) berbahan perak dan emas. Pameran yang dilaksanakan di Masa Masa, Ketewel, Gianyar, ini menampilan koleksi ekskulsif dari arsip wastra Pithecanthropus yang bisa dilihat dari tanggal 17 Desember 2022 hingga 14 Januari 2023. 

Dalam pameran ini, Pithecanthropus mengangkat keberagaman ragam hias dan
budaya yang hadir dalam lembaran wastra selatan Sumatra yang berusia hingga sekitar 150 tahun. Pembukaan pameran pada tanggal 17 Desember sendiri menghadirkan Putu Septa, musisi gamelan yang memainkan kidung-kidung tradisional dan lantunan kontemporer. 

Pithecanthropus adalah rumah mode yang terinspirasi oleh wastra tradisional Indonesia. Bermula dari toko oleh-oleh kecil yang didirikan 32 tahun lalu, Pithecanthropus berkomitmen untuk menjelajahi kembali budaya Indonesia melalui pakaian ready-to-wear, perhiasan, dan wastra lawasan.

Pada pembukaan pameran ini, Putu Septa menerjemahkan musik gambus khas Sumatra menjadi racikan khas yang mampu menggabungkan identitasnya sebagai seniman Bali dan ketertarikannya pada musik Sumatra.

Pithecanthropus mengangkat keberagaman ragam hias dan budaya yang hadir dalam lembaran wastra selatan Sumatra yang berusia hingga sekitar 150 tahun/Foto: Doc. Pithecanthropus

Selain pameran, Muara pun hadir dengan dua workshop yang menarik untuk diikuti. Pada tanggal 7 Januari 2023, Muara dan Pithecanthropus mengadakan workshop Silk-screen Print dengan motif-motif batik khas selatan Sumatra. Anda dapat mempelajari teknik sablon batik yang begitu rumit ini dan mendapatkan sehelai scarf multi fungsi. Selain workshop silk-screen print, anda juga dapat mengikuti workshop membuat perhiasan dari manik-manik antik di Vintage Beads Jewelry workshop yang dipimpin oleh desainer perhiasan, Sofia Gozali, pada tanggal 14 Januari 2023.

Muara mempersembahkan berbagai wastra yang berumur lebih dari 120 tahun dengan detail indah yang menunjukkan karakter dan komoditas alam dari setiap provinsi di selatan Sumatra. Di sekitar tepi sungai Palembang, Jambi, Lampung, Bangka, dan Bengkulu, wastra menunjukkan susunan pola dan warna dengan kecenderungan seperti emas dengan Songket Palembang, Limar Mentok Bangka, dan kain Tapis Sai Batin dari Lampung.

Limar ialah perpaduan ikat dan songket dalam selembar wastra dapat ditemukan dalam wastra khas Palembang, Limar. Dengan warnanya yang khas, merah keunguan dan aksen emas yang membubuhi tiap ujungnya, limar menjadi koleksi langka yang dihadirkan dalam pameran kali ini. Tak hanya Limar Palembang, dihadirkan pula Limar Bangka dengan ciri khas aksen biru kehijauannya,

Tak lengkap jika berbicara wastra Sumatra tanpa songket. Dalam Muara, para kurator
memilih dua Songket Lepus - kain songket yang dibubuhi benang emas pada tiap penjuru kain. Melengkapi rangkaian ikat dan songket, batik khas Sumatra turut melengkapi MUARA. Salah satunya Besurek, batik kaligrafi dengan sentuhan sakral huruf Arab dan Jawi. Kesakralan besurek membuat besurek hanya boleh dipakai sebagai selendang, kerudung, dan ikat kepala. Songket Pasemah

Disebut juga disebut Songket Basemah atau Kain Pelung, wastra dari Sumatra Selatan ini juga turut ditampilkan dengan teknik kriyanya yang begitu unik. Penggunaan benang emas dan perak pada seluruh wastra menjadikan songket Pasemah bernilai tinggi.

Mendampingi wastra-wastra bernilai tinggi ini, Baju Kurung dari Palembang dan Tepak Sirih akan ditampilkan untuk menunjukkan adat dan nilai-nilai penting masyarakat Melayu di bagian selatan Sumatera.

Baca: Koleksi Langkah Tandai 25 Tahun Perjalanan Denny Wirawan, Angkat Wastra Pulau Dewata

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."