Ulang Tahun Keempat, Komunitas Nulis Aja Dulu Rilis Kumpulan Cerita Fantasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Peluncuran buku kumpulan cerita pendek

Peluncuran buku kumpulan cerita pendek "Kota Yang Akan Dihapus Dari Ingatan", menyemarakkan ulang tahun Komunitas Nulis Aja Dulu/Foto: Doc. istimewa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Bertepatan dengan peringatan ulang tahun NAD yang keempat, sekelompok penulis alumnus kelas Ruang Belajar Cerpen Lanjutan Komunitas Nulis Aja Dulu (RBCL) yang dimentori langsung oleh salah seorang sastrawan Indonesia, Kurnia Effendi menggelar acara peluncuran buku kumpulan cerita pendek (cerpen) yang berjudul Kota yang Akan Dihapus dari Ingatan. 

Sebagai mentor sekaligus editor, Kurnia Effendi menilai bahwa alumnus RBCL angkatan kesembilan ini memiliki modal utama penulis yang sudah tidak gagap PUEBI, memiliki kosakata yang cukup dan penggunaan struktur kalimat yang sudah lumayan, sehingga mereka hanya tinggal diberi pemantik gagasan untuk menghasilkan cerpen yang bisa dinikmati oleh pembaca.

“Itulah sebabnya, saya menantang peserta RBCL ke sembilan ini melakukan semacam eksperimen, dengan cara memberikan kesatuan ide menggarap satu tema yaitu, kota yang akan dihapus dari ingatan,” terang Kurnia Effendi di Nakara Cafe, Bandung, Sabtu, 24 Desember 2022 melalui siaran pers. 

Founder Komunitas Aja Dulu Melanie Agustine bersama mentor NAD Kurnia Effendi dan perwakilan penulis kumcer Jenny Seputro/Foto: Doc. Istimewa

Harapannya setelah melihat keberhasilan ini, penulis mampu menjadi pioner dalam kelompok-kelompok kecil agar lebih bisa mengembangkan diri dan mampu menularkan ide dan pengetahuan, sehingga memicu kelahiran penulis-penulis baru.

Sejalan dengan yang disampaikan oleh Kurnia Effendi, Irma Susanti Irsyadi yang biasa disebut Bu Kos oleh para anggota, mewakili admin NAD memberikan ucapan selamat atas peluncuran buku tersebut. Tak lupa ia juga berpesan agar tidak pernah berhenti untuk menulis dalam berbagai tantangan dan genre yang ada di NAD, agar semakin berkembang kemampuan menulisnya.

Saat menerima tantangan dari sang mentor, Jenny Seputro sebagai salah satu perwakilan penulis merasa sangat berantusias dalam mengembangkan ide tentang bertualang di kota yang akan hilang. Hanya saja dalam hal menyatukan beberapa penulis untuk membuat satu buku kumpulan cerita pendek ini, baginya yang ditunjuk sebagai ketua kelas, menjadi tantangan tersendiri, terlebih lagi latar belakang para penulis yang berbeda-beda, sehingga memiliki perbedaan kelonggaran waktulah yang menjadi sedikit kendala.  

Buku bergenre fiksi fantasi ini berisi tentang pengalaman berbeda keenambelas penulisnya ketika menaiki kereta NAD City Express dalam perjalanan percobaan yang dijanjikan akan singgah di sebuah kota dengan empat musim bersamaan. Namun, bahkan masinis pun terkejut saat kereta berubah azymuth sehingga berakhir di Stasiun Kota Yang Akan Kalian Ceritakan. 

Peluncuran buku kumpulan cerita pendek “Kota Yang Akan Dihapus Dari Ingatan”, menjadi salah satu rangkaian ulang tahun Komunitas Nulis Aja Dulu/Foto: Doc/ Istimewa

Dalam acara peluncuran ini, disajikan pula drama satu babak yang menggambarkan tema yang harus ditulis para member RBCL#9. Ditambah lagi video yang berisi penggalan paragraf terseru dari setiap cerita yang dibacakan oleh masing-masing penulis, semakin menambah semarak suasananya.

Acara dilanjutkan dengan perayaan ulang tahun NAD yang keempat, didahului dengan tampilnya ketiga founder NAD, Melanie Agustine, Ruhyat Hardinata, dan Irma Susanti Irsyadi. Mereka menceritakan bagaimana ide membuat sebuah komunitas menulis, akhirnya 24 Desember tecetuslah nama Nulis Aja Dulu. Melanie Agustine yang biasa dipanggil Bu Bos oleh para member menggambarkan bagaimana harus jatuh bangun bertahan di tengah persaingan dalam dunia literasi, dan bisa sebesar sekarang ini dengan lebih dari 25.000 anggota.

Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab Melanie juga menjelaskan tentang Nulis Aja Dulu Academy (NADCA) yang sudah berjalan dua periode sebagai program unggulan dalam menjaring penulis berbakat, di samping program-program reguler lainnya. Merasa lelah, tidak berdaya dan butuh istirahat sejenak, itu boleh, asal jangan berhenti sama sekali, begitu cara dia memotivasi para anggota NAD yang sudah dianggap seperti keluarga baginya. “Cintalah yang membuat kami bertahan bersama,” tambah Irma. 

Di penghujung acara para penulis yang hadir bersama dengan admin NAD penuh sukacita menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” untuk hari jadi NAD yang keempat, sebelum lilin di atas kue ditiup bersama. Diakhiri dengan sesi foto bersama antara penulis, mentor, dan admin NAD, acara pun berakhir sukses.

Baca: Selamat! 7 Novel Karya NAD Academy 2020 Komunitas Nulis Aja Dulu Resmi Dirilis

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."