Sederet Pilihan Hair Filler untuk Menebalkan Rambut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi rambut rontok. Blic.rs

Ilustrasi rambut rontok. Blic.rs

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi yang alami kerontokan rambut atau memiliki rambut tipis, pengisi rambut atau hair filler salah satu cara membuat rambut tampak lebih tebal. Hair filler bisa berupa produk ataupun perawatan rambut, tergantung anggaran dan kecepatan hasil yang Anda inginkan. Yuk, kita intip apa saja pilihannya dari para pakar rambut.

1. Bedak Rambut

Jika Anda mencari solusi cepat dan mudah untuk membuat helai rambut tampak lebih penuh, bedak rambut adalah pilihan perawatan yang paling sesuai, kata Brandi Voorhees, penata rambut di Sharon Dorram Color di Sally Hershberger, Amerika Serikat.

"Ada beberapa bedak rambut dengan warna yang bisa menutupi abu-abu dan menambahkan kepenuhan pada garis rambut Anda," jelasnya.

Selain mengisi area rambut yang jarang secara alami, bedak rambut juga bisa menyempurnakan highlight rambut. Perlu diketahui ada bedak rambut yang tetap bertahan saat Anda keramas ataupun berenang seperti Color Wow Root Cover Up.

2. Perawatan

Perawatan  adalah salah satu jenis pengisi rambut yang paling umum, dan Anda mungkin pernah menemukannya di toko perlengkapan kecantikan setempat—atau mungkin di TikTok beauty haul.

"Perawatan tersebut memperbaiki kerusakan pada rambut," jelas Voorhees. "Anggap saja penghubung titik-titik di mana ada kerusakan di setiap helai. Ini akan membuat rambut Anda lebih tebal, lebih kuat, dan lebih mudah diatur."

Perawatan rambut pra-sampo ini bekerja keras untuk memperbaiki ikatan rambut yang rusak karena penataan panas, pewarnaan rambut, atau faktor lingkungan lainnya. Dengan penggunaan yang berkelanjutan, banyak pembeli membuktikan bahwa itu membuat rambut mereka lebih tebal dan lebih bervolume.

3. Ekstensi Rambut

Jenis hair filler yang paling literal adalah ekstensi rambut—dan dalam kategori ini, Anda memiliki pilihan. Bagi mereka yang mencari solusi jangka pendek, mungkin bisa mempertimbangkan ekstensi semi permanen, clip, atau ekstensi halo, kata Jan-Marie Lozada, pewarna rambut di Sally Hershberger NoMad, Amerika Serikat.

Tetapi jika Anda mencari jangka panjang, ekstensi rambut keratin bisa bertahan hingga tiga bulan, atau serat rambut.Yang terakhir adalah filamen keratin mikroskopis yang diaplikasikan pada rambut Anda untuk menciptakan tampilan yang lebih penuh sekaligus tahan lama.

4. Injeksi Plasma Kaya Trombosit (PRP)

Perawatan lain yang mungkin layak dipertimbangkan adalah suntikan plasma kaya trombosit. Perawatan medis ini melibatkan pengambilan darah seseorang dan menyuntikkannya kembali ke kulit kepala.

"Karena beberapa penelitian telah menunjukkan peningkatan pertumbuhan rambut, prosedur ini kadang-kadang disebut sebagai "pengisi rambut," kata Shirley Madhère, ahli bedah plastik holistik dan pendiri Jet Set Beauty Rx.

Namun, penting untuk dicatat bahwa PRP belum bisa termasuk hair filler. Mengingat banyak penelitian mengungkap efektivitas PRP butuh penelitian lebih lanjut. lebih banyak yang menganggap PRP sebagai pilihan efektif dalam mengobati kerontokan rambut.

"Sebuah meta-analisis Maret 2020 menunjukkan kesepakatan keseluruhan bahwa PRP menyebabkan 'peningkatan signifikan dalam jumlah rambut ... setelah suntikan PRP dibandingkan dengan kontrol,'" kata Madhère. "Ini sangat menggembirakan dan mendukung penggunaan PRP sebagai modalitas pelengkap dalam mengobati rambut rontok," jelasnya.

Perawatan PRP cukup merogoh kocek dalam. Untuk satu sesi, dibanderol senilai USD2.500-USD6.000 atau hampir Rp40 juta hingga Rp94 juta.

Apa pun pilihan hair filler-nya sesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran, Sahabat Cantika.

REAL SIMPLE

Baca juga: Ketahui 2 Jenis Masalah Rambut yang Sering Dialami Perempuan

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."