Cegah Baby Blues Syndrome untuk Ibu Hamil dengan Program Menyusui

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi menyusui. MomJunction

Ilustrasi menyusui. MomJunction

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ibu yang baru melahirkan rentan mengalami Baby Blues Syndrome, yakni gangguan suasana hati yang menyebabkan ibu mudah sedih, lekas marah, dan lelah. 

Kebanyakan penderitanya merasa “gagal sebagai ibu” karena berbagai faktor diantaranya kelelahan, perubahan hormonal yang berakibat emosional terguncang, rasa sakit saat persalinan, dan pemicu yang paling utama adalah masalah Air Susu Ibu (ASI) tidak lancar. Sehingga gangguan emosional dan hormonal tersebut bisa mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI sang Ibu.

Seperti Ashanty (Aktris, 37) yang nyaris down karena sulit memperoduksi ASI untuk puteri pertamanya. "Aku dulu sedih banget. Pernah jatuh (ASI hasil pompa)," ucap Ashanty saat berkunjung untuk menjenguk kelahiran anak kembar Syahnaz.

Bukan hanya Ashanty, kasus baby blues syndrome di Asia bervariasi di angka 26-85 persen, dan di Indonesia sendiri antara 50-70 rpersen risiko. Namun di Indonesia, baru kurang dari lima persen ibu yang baru melahirkan menderita Baby Blues mendapatkan pertolongan profesional. Oleh karena itu, Baby Blues Syndrome ini tidak boleh dianggap sepele karena bisa membahayakan kondisi ibu dan bayinya.

Saat ini belum ada satupun cara yang terbukti secara klinis 100 persen dapat mencegah depresi yang memicu Ibu baru melahirkan megalami baby blues syndrome. Meskipun begitu, Ibu hamil direkomendasikan untuk mencegah permasalahan ASI seret setelah melahirkan dengan memulai program menyusui saat usia kandungan memasuki usia tujuh bulan. 

Kabar baiknya, Rukaiah Madu Lacta akan menjadi andalan Ibu hamil dalam menjalani program menyusui. Rukaiah Madu Lacta sebagai suplemen persiapan menyusui ini mengandung Trilogi Formula yaitu daun katuk, gold rich ajwa dan madu murni yang telah teruji ilmiah mampu mengaktifkan hormon prolaktin dan oksitosin untuk merangsang produksi ASI sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI Ibu. 

“Semoga para Ibu hamil diluar sana peka dan menganggap bahwa program menyusi itu adalah hal yang penting untuk dilakukan. Tidak semua perempuan dapat langsung lancar memproduks ASI karena hormon, asupan nutrisi yang dikonsumsi setiap hari, ativitas serta kondisi emosional setiap wanita itu berbeda. Jika ibunya sehat secara hormonal dan emosional maka bayinya juga akan sehat karena nutrisinya terpenuhi secara optimal.”Tutur Anna sebagai salah satu Konselor Rukaiah Madu Lacta. 

Baca: Akting Bareng Vino G. Bastian, Aurelie Moeremans Mengalami Baby Blues Syndrome

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."