Tips Menulis Skenario Film Ala Titien Wattimena, Idenya Bisa dari Masalah Sosial

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita menulis. Freepik.com/Wayhomestudio

Ilustrasi wanita menulis. Freepik.com/Wayhomestudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penulis skenario Titien Wattimena memberikan kiat mengangkat persoalan sosial menjadi film yang menghibur, karena menurutnya ide untuk menulis skenario bisa datang dari mana saja.

Titien Wattimena adalah sosok di balik film-film ternama seperti "Mengejar Matahari", "Dilan 1990", dan "Aruna dan Lidahnya" yang membuatnya mendapat penghargaan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik di Festival Film Indonesia 2018.

Penting bagi Titien untuk mengangkat sebuah gagasan dari masalah sosial yang membuat hatinya tergelitik. "Sebagai penulis, yang kusikapi adalah aku harus menulis persoalan sosial yang membuat diri ini gelisah," kata Titien dalam webinar Anti Corruption Film Festival (ACFFEST) 2022, Jumat.

Seorang penulis skenario dikatakan Titien harus jujur terhadap diri sendiri dalam memilih sebuah gagasan. Bila ia tidak merasakan kegelisahan atas sebuah isu sosial, Titien memilih untuk tidak memaksakan diri. Sebab, ia ingin merasa dekat dengan gagasan yang akan disampaikan dan ditulis melalui skenario.

Ada kalanya, sebuah gagasan terasa jauh dari hati karena dicetuskan oleh pihak lain, entah itu sutradara atau produser. Ketika itu terjadi, Titien menyarankan sebaiknya penulis skenario berdiskusi lebih dalam untuk mendekatkan diri dengan gagasan yang ingin ditulis. Menyatukan visi lewat diskusi juga tak boleh dilupakan. Riset pun tak kalah penting untuk membuat cerita yang mendalam sekaligus agar sang penulis bisa ikut tertarik dengan apa yang akan ditulis.

Barulah setelah seorang penulis skenario sudah mengetahui gagasan apa yang akan disuguhkan, ide apa yang ingin disampaikan, tiba waktunya untuk memasukkan unsur-unsur kreatif. "Misalnya dramatisasi dan menentukan karakter dalam film," ujar Titien.

Serupa dengan hal memilih gagasan, dia menyarankan untuk membuat karakter utama yang memang terasa dekat dengan hati penulis. Dengan demikian, penulis bisa betul-betul memahami dan menggambarkan karakternya secara detail, bukan sekadar karakter yang dangkal.

Sebuah karakter yang kuat sangat penting dalam film, termasuk film pendek. Meski film hanya berdurasi beberapa menit, penulis skenario harus membangun karakter dengan latar belakang yang detail. "Bangun hidupnya dari umur 0 tahun sampai umur dia di film, kita harus tahu dia lahir di mana, tumbuh di mana, karena itu menentukan dia jadi orang seperti apa," papar dia.

Penulis skenario dikatakan Titien harus tahu luar dalam tentang karakter yang dia buat, termasuk bagaimana hubungannya dengan teman dan keluarga sampai peristiwa-peristiwa penting yang melahirkan kepribadian yang mengemuka di dalam film. Ini akan membuat sebuah karakter jadi lebih menarik.


Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."