Bahan Baju Ramah Lingkungan Semakin Diminati

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi kain batik. Shutterstock

Ilustrasi kain batik. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Desainer Jeny Tjahyawati mengatakan kini baju ramah lingkungan, misalnya dari katun organik, semakin diminati di pasar Indonesia. "Kain dengan baju ramah lingkungan itu bahannya lebih ringan, lebih mudah dibentuk dan menyerap keringat, cocok untuk iklim Indonesia yang tropis," kata Jeny dalam webinar pada Selasa 1 Juni 2022, yang diinisiasi oleh Cotton Council International (CCI), asosiasi perdagangan nirlaba yang mempromosikan serat kapas Amerika Serikat.

Sustainable clothing atau baju-baju berbahan lestari mengacu pada kain yang berasal dari sumber daya yang ramah lingkungan, seperti tanaman serat yang ditanam secara berkelanjutan. Selain itu juga mengacu pada bagaimana kain-kain ini dibuat. Sadar lingkungan terhadap baju juga bermakna sadar akan pilihan pemakaian baju dan dampaknya terhadap lingkungan hidup.

Konferensi Pers COTTON USA™ dan U.S. COTTON TRUST PROTOCOL® in the Muslim Fashion Wear Industry/Cotton USA

Kini baju ramah lingkungan bahkan telah berkembang menuju pengurangan jumlah pakaian yang dibuang ke tempat pembuangan sampah bahkan mengurangi dampak lingkungan atas produksi tanaman serat konvensional untuk dijadikan kain."Baju ramah lingkungan itu juga lebih diminati karena perawatannya yang mudah dibanding yang sintetis," kata Jenny yang fokus pada desain busana muslim tersebut.

Tren tersebut khususnya mengalami peningkatan pada segmen para pencinta modest fashion. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan produksi garmen dalam industri busana muslim, mengingat Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia.

Berdasarkan data statistik per 31 Desember 2021 dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, tercatat 237,53 juta orang di Indonesia menganut agama Islam. Pada Oktober 2021, pemerintah Indonesia mencanangkan inisiatif untuk mempromosikan Indonesia sebagai pusat industri busana muslim dunia dan untuk mengembangkan lebih luas ekspor kain dan garmen busana muslim dari Indonesia ke berbagai negara di dunia.

"Komitmen dan konsistensi kami dalam memberikan nilai tambah bagi industri tekstil secara global — tidak terkecuali di Indonesia — senantiasa kami wujudkan melalui berbagai inisiatif," kata Dr. Andy Do, perwakilan CCI di Indonesia.

"Kami memahami bahwa pasar untuk busana muslim di Indonesia memiliki potensi yang besar sehingga dapat ditingkatkan untuk menghasilkan pendapatan ekspor yang tinggi di masa mendatang. Program Lisensi Cotton USA, Cotton USA Solutions, dan Cotton Trust Protocol AS adalah tiga solusi yang efektif untuk membantu pertumbuhan bisnis tekstil di Indonesia," kata dia menambahkan.

Baca: Gaya Hidup Ramah Lingkungan ala Artika Sari Devi, Dimulai dari Rumah Sendiri

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."