Viral Soal THR Anak Adalah Awal Investasi Bodong, Seperti Apa Cara Mengelolanya?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Momen Hari Raya Idul Fitri 1443 H telah lewat sepekan. Seperti diketahui, tradisi Lebaran tetap berjalan, salah satunya ialah pemberian tunjangan hari raya atau THR kepada anak-anak oleh orang tua, kerabat, atau tetangga.

Belakangan ini nama perencana keuangan Safir Senduk tiba-tiba menjadi viral di media sosial pasca komentarnya soal uang THR atau angpau lebaran anak yang dititipkan pada ibunya. Menurut Safir Senduk, penitipan uang THR lebaran itu menjadi awal dari investasi bodong. Ketika orang tua meminta uang lebaran anak dititip di ibunya, disitulah anak mulai mengenal investasi bodong.

Postingan Safir Senduk itu mendapat respons beragam dari para warganet. Ada yang setuju dengan pernyataannya, ada juga yang mengkritiknya. Berikut komentar warganet

"Maaf, kata setiap Emak-emak kurang pas, seharusnya Kebanyakan Emak-emak.Karena Tidak Semua Emak-emak seperti Itu."

"Setiap orang tua punya pemikiran nya sendiri, kebutuhan sekolah anak kan juga banyak ,maka nya di simpen sama ortu nya ,kan gak masalah ,gak ada ortu yg makan uang anak nya dengan cuma-cuma."

"Keji sekali candaan anda. Padahal kalaupun dipke ibu/emaknya biasanya digunakan untuk keperluan anak2nya juga."

"Mas, anda lelaki. Saya paham ini bercanda. Bagi saya, cukup nyengir aja meski kurang sreg. Tapi bagi para ibu yang berjuang dalam kondisi kesulitan keuangan shg terpaksa memakai uang anaknya, candaan ini lumayan nampol sakitnya. Belajarlah utk memahami dunia perempuan."

Sebagian besar anak yang membelanjakan uang THR untuk kebutuhan tersier yang sifatnya hiburan, misalnya mainan. Sebenarnya bagaimana sebaiknya THR anak dikelola?

Ilustrasi Tunjangan Hari Raya (THR). Foto : humasprovkaltara

Personal Financial and Small Business Advisor PT Fahima Advisory Fauziah Arsiyanti mengatakan, pemberian THR untuk anak sebaiknya disesuaikan dengan budget orang tua. Misalkan semua cicilan utang orang tua sudah teratasi dan sudah dialokasikan untuk menabung baru bisa ada anggaran THR untuk anak.

Menurut Fauziah, bagi orang tua yang kondisi keuangan sedang tidak baik, tidak perlu mengalokasikannya. Anak tidak perlu tahu secara detail alasan tak dapat THR, yang penting mereka paham kebijakan orang tua dalam hal uang.

"Kalau lagi tight money katakan saja, agar anak juga tidak manja dan memaksakan kehendak. Inti dari pelajaran keuangan ke anak adalah agar mereka bisa kontrol diri pada penggunaan uang," ucap Fauziah. 

Jika rezekinya anak-anak mendapatkan uang THR dari kerabat maka sebanyak 20 hingga 30 persen dialokasikan sebagai tabungan untuk kebutuhan anak di masa depan. Menurut Fauziah, tabungan sangat penting untuk masa depan, karena masa depan sering kali tidak jelas.

"Kita perlu tabungan agar hidup nyaman di segala kondisi. Oleh karena itu biasakan berikan penjelasan ke anak, berapapun dana yg diterima anak, alokasikan juga untuk tabungan," saran Fauziah.

Tak lupa Fauziah juga menekankan pada pengenalan pengelolaan keuangan dan nilai uang ketika anak sudah paham, misalnya uang Rp 50 ribu atau Rp 20 ribu itu bisa untuk beli apa saja di sekolah.

"Intinya adalah ketika anak sudah paham nilai uang itu berapa, beda beda setiap anak, awasi ketat penggunaanya. Khawatirnya anak-anak membeli sesuatu yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka," kata dia.

Baca: Tips Keuangan Agar THR Lebaran Tidak Hanya Numpang Lewat

BISNIS 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."