Orang Terdekat Ungkap Ingin Bunuh Diri, Respon dengan Cara Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Psikolog Rininda Mutia dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia mengatakan sebaiknya seseorang bersikap tenang dan tidak memperlihatkan sikap menghakimi penting dalam merespons orang terdekat yang punya keinginan untuk bunuh diri. "Kita pastikan diri kita tenang dulu sebelum kita memberikan respons apa pun kepada orang tersebut, jangan panik karena dikhawatirkan keluar sesuatu yang menghakimi," kata Rininda pada Minggu 17 April 2022.

Ketika respons yang muncul terkesan menghakimi, bisa jadi orang yang bersangkutan malah menutup diri dan enggan untuk bercerita sehingga sulit untuk membantunya. "Yang menghakimi itu seperti apa? 'Kenapa kamu mau bunuh diri? Itu kan dosa.' Wah, itu sudah pasti dia enggak akan cerita," kata psikolog dari Universitas Atma Jaya.

Mulailah merespon dengan menanyakan kabar yang bersangkutan, tanyakan kabarnya secara umum juga apa yang dia rasakan. Dia tidak menyarankan untuk blak-blakan bertanya soal keinginan untuk merenggut nyawa sendiri, melainkan perlahan membuat mereka mau mengungkapkan perasaannya. "Ketika dia udah lumayan banyak cerita, baru kita singgung hal tersebut. 'Saya lihat di sosial media kamu, kamu upload hal seperti ini, apa yang kamu rasakan?' baru mengarah ke sana," katanya mencontohkan.

Setelah itu, Anda bisa bertanya bantuan seperti apa yang bisa diberikan kepada mereka. Menurut Rininda, hal tersebut penting untuk ditanyakan agar mereka bisa merasa lebih baik. Bersabarlah sebelum menawarkan bantuan. Lebih baik membiarkan orang tersebut mengutarakan seperti apa pikiran, perasaan dan harapannya. "Jangan kita langsung ‘menyerang’ dia dengan berbagai bantuan. Walaupun niatnya bagus, belum tentu itu yang dia harapkan," kata dia.

Ia menuturkan, ketika muncul pikiran untuk bunuh diri, seseorang harus berinteraksi dengan orang lain. Umumnya, pikiran tersebut muncul ketika seseorang sedang sendirian, tidak ada kegiatan dan sedang merasa kosong. Jika orang terdekat Anda terlihat sedang kesepian, beri bantuan dengan menemaninya. Mungkin saja pikiran itu muncul karena seseorang sedang merasa masalah berat yang dirasa tak sanggup ditanggung hingga rasa sakit itu ingin dihilangkan lewat bunuh diri.

Kehadiran seorang teman yang peduli dan bisa membantu kurangi beban lewat dukungan penting dalam mengikis keinginan bunuh diri. Ketika tahu dirinya tidak sendirian dan ada yang bersedia untuk membantu, seseorang akan merasa bisa melangkah maju meski ditimpa masalah. Namun, berikanlah bantuan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan orang tersebut. "Jangan tabu membicarakan bunuh diri dan juga jangan menghakimi, itu sih yang penting," katanya.

Hindari ucapan berbau motivasi yang justru membuat kita memikirkan orang lain, bukan memikirkan perasaan orang tersebut. Ucapan seperti itu malah membuat dia merasa tidak ada yang memahami perasaannya. "Bunuh diri itu tentang dirinya ya, kalau kita ngomong 'coba kamu lihat pasangan kamu, orang tua kamu, anak kamu dan sebagainya, malah seperti kita tidak sedang memikirkan dia dan dia merasa yang diperhatikan adalah orang lain."

Sebaiknya, fokuslah terhadap orang yang bersangkutan, tentang apa yang dia rasa, pikir dan harapkan.

Baca: Waspada, Insomnia pada Lansia Berisiko Bunuh Diri

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."