Tips Pakai Perhiasan dari Happy Salma dan Franka Franklin

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Happy Salma dan Franka Makarim/Tulola

Happy Salma dan Franka Makarim/Tulola

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Semua wanita pastinya suka mengenakan perhiasan. Berbagai aksesoris yang dipasang di berbagai anggota tubuh itu tentunya bisa membuat para kaum hawa lebih percaya diri. Founder dan Co-founder Tulola Jewelry, Happy Salma dan Franka Franklin Makarim membagikan beberapa tips bagaimana memadu padankan perhiasan.

Tips pakai perhiasan pertama, kata mereka adalah memilih yang sesuai dengan suasana hati. "Kalau kami sih sesuai dengan suasana hati. Misalnya hari ini. Semua perhiasan aku pakai," kata Happy Salma dalam peluncuran koleksi Pustaka Tulola: Ketenangan Jiwa di Jakarta Selatan pada akhir Maret 2022.

Hari itu, Happy Salma memang tampak gemerlap mengenakan berbagai perhiasan di tubuhnya. Ada anting, kalung, gelang, hingga cincin.

Koleksi Pustaka Tulola : Ketenangan Jiwa/Tulola

Happy Salma menambahkan mengatakan ada satu perhiasan yang biasanya menjadi senjata pamungkasnya ketika hendak bepergian. Ia mengaku selalu menyiapkan satu perhiasan di dalam tasnya, yaitu anting. "Saya selalu bawa satu perhiasaan di tas, agar bisa dipakai saat saya membutuhannya untuk menunjang penampilan dalam berbagai acara," ucap Happy Salma.

Anting adalah perhiasan yang sangat disenangi Happy Salma. Menurutnya, bila tidak mengenakan anting, ia merasa penampilannya tidak sempurna. "Perhiasaan favorit saya anting. Terkadang kalau tidak pakai anting, ada penampilan yang kurang," kata Happy Salma melanjutkan.

Franka Makarim setuju dengan Happy Salma. Ia pun biasanya akan mengenakan perhiasan pilihannya sesuai dengan suasana hati kala itu. Franka mengatakan menurutnya menggunakan perhiasan pun tidak harus dengan baju yang formal. Menurutnya tentu saja perhiasan juga cocok ketika dicocokkan dengan pakaian yang santai. "Kadang suasana hati saya, saya mau pakai baju kaus dengan perhiasaan anting saja. Perhiasaan bisa juga dipakai dengan pakaian santai," kata Franka.

Franka hari itu terlihat mengenakan anting, dan bros emas yang disematkan di dada kanannya.

Happy Salma dan Franka Franklin Makarim merilis koleksi terbaru mereka, Pustaka Tulola: Ketenangan Jiwa. Pustaka Tulola berkolaborasi dengan seniman ukir keris asal Desa Taro, Gianyar, Bali, I Made Pada. Ia dikenal dedikasinya lebih dari 35 tahun dalam seni ukir emas dan perak untuk perhiasan Barong Suci, Keris dan Pratima (benda sakral) bagi sesuhunan (dewata dan leluhur) di berbagai Pura di Bali.

I Made juga dikenal sebagai pembuat pendok terbaik di Bali (selongsong pelindung dari logam mulia yang membungkus keris). Ia juga terbilang mumpuni menghias danganan (pegangan) atau hulu keris khas Bali dari bahan logam dan batu mulia. Karya ciptaannya kaya dengan inovasi artistik dan memiliki dimensi yang bagus, detail, tegas, rapi, serta halus.

Keahlian teknik mengukir emas dan perak I Made Pada berkolaborasi dengan sentuhan kesegaran modern dan inspiratif dari founder Tulola, menciptakan karya dalam koleksi Ketenangan Jiwa, berupa 10 artwear brooch, sirkam, cuff, dan anting dengan edisi terbatas. “Dalam jiwa yang tenang dan sabar saat bekerja, pasti menghasilkan karya seni yang baik. Hasil karya itu akan membuat nyaman pemakainya karena vibrasi pikiran tercurah di dalamnya,” ungkap I Made Pada.

Awalnya kolaborasi ini terjadi ketika Happy Salma bertemu dengan seniman I Made Pada saat kegiatan adat di Bali. Sebagai bagian dari keluarga Puri Ubud yang memegang teguh nilai-nilai keluhuran tradisi, ia merasa bahwa filosofi hidup dan berkesenian sang seniman perlu dijadikan teladan. Happy Salma pun berkunjung ke studio I Made Pada dan mewujudkan kolaborasi ini. “Pustaka Tulola adalah upaya untuk mengembangkan dan memberikan kesegaran pada seni kreatif perhiasan, agar kekayaan motif dan teknik warisan Nusantara tidak punah dan terlupakan oleh zaman,” ungkap Happy Salma.

Koleksi Pustaka Tulola : Ketenangan Jiwa/Tulola

“Kami berharap Pustaka Tulola dapat terus berkontribusi secara berkelanjutan. Tidak hanya melestarikan budaya dan keterampilan para seniman mumpuni, namun juga memberikan napas baru melalui kolaborasi yang dilakukan bersama,” tambah Franka Franklin-Makarim.

Secara khusus, tiga Keris Tangguh Kamardikan milik I Made Pada dihadirkan sebagai sumber inspirasi penciptaan. Koleksi istimewa ini dikerjakan secara bertahap di dua studio, yakni Studio I Made Pada di Desa Taro, Gianyar dan Studio Tulola di Desa Celuk, Gianyar.

Baca: Alasan Priyanka Chopra Sebut Cincin Tunangannya Perhiasan Paling Sentimental

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."