Dua Pilihan Ini yang Bikin Wanita Sulit Kembangkan Karier Mereka

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Partner and President Director Kearney Shirley Santoso menjelaskan bahwa sulitnya meningkatkan jenjang karier menjadi alasan para talenta wanita memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan. "Wanita terus menjadi pihak yang kurang terwakili di setiap tingkatan dalam perusahaan, terutama pada tingkatan manajerial dan peran kepemimpinan yang kritikal. Perusahaan perlu menyadari bahwa tempat kerja yang beragam dan inklusif dengan pemimpin wanita dapat membawa keuntungan tersendiri bagi perusahaan," ujar Shirley saat diskusi daring, Rabu 9 Maret 2022.

Di sisi lain, Henny Purnamawati selaku Senior Partner dan Head of Financial Service Indonesia, Egon Zehnder juga mengatakan bahwa semakin tinggi jenjang karier talenta wanita, maka akan semakin dihadapkan dengan pilihan. Misalnya untuk meningkatkan jenjang karirnya, seorang wanita harus pindah ke luar kota atau negeri. "Selama 24 tahun ini saya secara pribadi berbicara dengan demikian banyaknya talenta wanita. Dan hal yang sama yang kita lalui adalah semakin tinggi jenjang karier kita, semakin kita dihadapkan dengan pilihan," kata Henny.

"Pilihan ini dari 1998 sampai terakhir-terakhir ini, itu antara pekerjaan semakin tinggi atau keluarga. Jadi atau ya, tidak ada kata 'dan' di situ. Itu dialami oleh banyak sekali talenta wanita di seluruh dunia. Ini adalah faktor penting yang menyebabkan jumlah wanita di top management position itu masih sangat jarang," lanjutnya.

Menurut Indeks Tren Kerja 2021 oleh Microsoft, lebih dari 40 persen tenaga kerja global, di antaranya adalah tenaga profesional wanita, telah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja pada tahun 2021. Lebih dari itu, banyak perusahaan terus menghadapi kurangnya tenaga kerja terampil pada masa perombakan kerja terbesar dalam sejarah modern ini.

Sementara itu berdasarkan survei Kearney, tidak adanya kesempatan dalam pengembangan karier adalah alasan utama para talenta wanita dari berbagai usia akan meninggalkan perusahaan.

Talenta wanita yang berusia antara 30 hingga 59 tahun mengatakan bahwa kompensasi finansial yang tidak memadai adalah alasan kedua untuk meninggalkan perusahaan. Untuk para talenta wanita di bawah 30 tahun, kurangnya ketertarikan pada perusahaan adalah alasan kedua untuk meninggalkan perusahaan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, menurut Henny pihak perusahaan perlu mengubah peraturan atau menyesuaikan dengan kebutuhan dari talenta wanita. "Kalau misalnya untuk mengembangkan karir makin lama makin tinggi, perempuan harus pindah ke luar kota, kecenderungannya perempuan karena punya keluarga itu akan susah sekali. Sehingga aturan dari perusahaan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dari talenta wanita," katanya.

Baca: Curhat Gigi Hadid Soal Karier dan Pencapaian, Mulai dari Menghargai Hal Kecil

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."