Dior Rilis Koleksi Klasik Bertema Survival di Paris Fashion Week, Ini Maknanya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Dior menampilkan fashion sebagai sarana untuk bertahan hidup (survival) di helatan Paris Fashion Week 2022/Foto: Instagram/Lanlan Paris

Dior menampilkan fashion sebagai sarana untuk bertahan hidup (survival) di helatan Paris Fashion Week 2022/Foto: Instagram/Lanlan Paris

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Dior menampilkan fashion sebagai sarana untuk bertahan hidup (survival) di helatan Pekan Mode Paris atau Paris Fashion Week 2022. Rumah mode itu membawa deretan koleksi klasik yang dikerjakan ulang dan diperbarui dengan sentuhan teknis.

Dilansir Reuters, Rabu, model di runway di Tuileries Garden Paris memamerkan koleksi penampilan feminin yang dipoles dengan referensi pakaian kerja, memasangkan gaun tipis dengan jaket dan sarung tangan, menambahkan kantong utilitas ke rok panjang, dan melemparkan airbag dan anti peluru bergaya rompi di atas bahu.

Label milik LVMH tersebut adalah merek besar pertama yang ditampilkan di Paris Fashion Week, yang berlangsung hingga 8 Maret dan menutup satu bulan acara mode di New York, London, dan Milan.

Desainer Maria Grazia Chiuri mengatakan pertunjukan koleksi busana Dior di Paris Fashion Week pada Selasa, 1 Maret 2022 waktu setempat menampilkan gabungan elemen keindahan sekaligus proteksi diri.

Para model Dior yang melenggang di atas catwalk mengenakan berbagai perlengkapan proteksi, mulai dari bantalan bahu, korset airbag, hingga atasan yang tampak seperti rompi antipeluru.

Dior menampilkan fashion sebagai sarana untuk bertahan hidup (survival) di helatan Paris Fashion Week 2022/Foto: Instagram/Lanlan Paris

Koleksi itu dibuat jauh sebelum militer Rusia mulai membombardir Ukraina pekan lalu. Namun Chiuri berpendapat, bahkan dunia sudah "berperang" sebelum konflik Ukraina.

"COVID-19 adalah bentuk lain dari perang. Kita semua pernah mengalami bulan-bulan yang sangat sulit. Ada banyak refleksi, di masa-masa sulit ini, tentang bagaimana menggabungkan keindahan, estetika, dan proteksi," kata direktur artistik Dior untuk pakaian perempuan itu, dikutip dari AFP pada Rabu, 2 Maret 2022. 

Desainer Italia berusia 58 tahun itu mengatakan kreasi terbarunya ditujukan untuk menemukan solusi teknis yang bisa lebih fungsional untuk tubuh perempuan. Pakaian yang ia tampilkan termasuk jaket bar khas Christian Dior yang didesain ulang dengan adaptasi teknologi tinggi.

Bekerja sama dengan D-Air Lab, jaket tersebut memiliki sistem pemanas internal sendiri. Jaket itu dikombinasikan bantalan di bagian pinggul empuk, memberikan tampilan yang futuristik.

Dikutip dari WWD, D-Air Lab sendiri merupakan perusahaan rintisan yang memproduksi barang-barang proteksi diri seperti Antartika Suit, yang memungkinkan para ilmuwan untuk bekerja dalam suhu serendah minus-128 derajat Fahrenheit.

"Pakaian itu sendiri merupakan bentuk perlindungan... mereka meyakinkan kita. Aspek itu sangat hadir dalam apa yang saya lakukan–perlindungan emosional serta perlindungan dalam arti yang tepat," kata Chiuri.

Sebagai seorang feminis, Desainer itu juga memandang bahwa krisis yang terjadi saat ini merupakan bukti lebih lanjut dari kegagalan masyarakat yang didominasi laki-laki.

"Masalahnya adalah budaya dan patriarki. Harus ada lebih banyak perempuan dalam posisi pengambilan keputusan. Akan ada lebih sedikit perang," tuturnya.

Pertunjukan musim gugur-musim dingin menandai kembalinya Paris Fashion Week yang digelar mendekati normal sepenuhnya. Hampir semua label juga kembali mengadakan acara secara langsung seiring dengan kelonggaran pembatasan pandemi COVID-19 di Eropa.

Di sisi lain, perang yang terjadi di Ukraina membawa nada suram. Penyelenggara Paris Fashion Week mengeluarkan pernyataan agar para peserta pekan mode mengikuti acara dengan kesungguhan di tengah momen yang gelap ini.

Baca: Dior Akan Rilis Buku Fashion, Ada Gaun Malam Putri Diana

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."