Yuk Mulai Resolusi 2022 dengan Memilih Merek Fashion Ramah Lingkungan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Koleksi busana dengan konsep sustainable fashion kolaborasi Calla The Label x Tencel. Instagram/@callathelabel

Koleksi busana dengan konsep sustainable fashion kolaborasi Calla The Label x Tencel. Instagram/@callathelabel

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apa resolusi Anda di tahun 2022? Akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk membuat resolusi baru, menata kembali gaya hidup menjadi lebih baik, serta menata kembali isi lemari dan pakaian. Di mana lagi Anda masih dan tidak ingin memakainya lagi?

Tak hanya memilah isi lemari, penting juga untuk memikirkan kembali sebelum membeli. Jika Anda memutuskan tahun depan Anda ingin beralih ke produk atau merek pakaian ramah lingkungan, dibuat menggunakan bahan alami, tahan lama dan melalui proses produksi yang berkelanjutan, lihat beberapa rekomendasi merek busana ramah lingkungan.

Rekomendasi ini bisa menjadi referensi gaya di tahun 2022 untuk berbagai suasana. Tidak hanya ramah lingkungan, produk fashion ini juga lembut di kulit, memiliki sirkulasi udara yang baik dan cocok untuk Anda yang tinggal di iklim tropis.

Berikut rekomendasi merek fashion ramah lingkungan yang bisa Anda jadikan referensi

1. Sejauh Mata Memandang

Pasar untuk industri fashion terus berkembang dan dinamis, hal ini juga dipengaruhi oleh pergerakan tren yang sangat cepat. Fakta secara global, industri fast fashion memberikan pilihan kepada konsumen untuk dapat membeli lebih banyak pakaian dengan harga yang terjangkau sehingga mengakibatkan akumulasi limbah fashion terus meningkat.

Menyikapi hal ini, #sejauhmanakamupeduli menghadirkan beberapa solusi untuk dapat berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari limbah fashion. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan kerusakan lingkungan yang telah terjadi, memilih serat alami untuk tekstil, berbelanja lebih sedikit, membeli kualitas yang baik sehingga tahan lama, dan membeli produk dengan konsep daur ulang.

Sebagai merek fashion dengan konsep slow fashion, salah satu cara kami mengurangi sampah tekstil, adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai, memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain. Komitmen ini merupakan langkah nyata kami untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan kita," ujar pendiri dan direktur kreatif SMM Chitra Subyakto.

2. SARE/studio

Didirikan pada tahun 2015 oleh Cempaka Asriani dan Putri Andamdewi, SARE/studio menghadirkan fashion rumah untuk wanita, pria, dan anak-anak. Produk SARE/studio bervariasi dari piyama hingga pakaian rumah yang nyaman dan sederhana. Dengan pengalaman 20 tahun di dunia fashion , Cempaka dan Andam mematangkan perspektif mereka dalam membangun dan membentuk branddari Jakarta, melahirkan produk yang dapat menemani aktivitas dan kehidupan sehari-hari.

2. Yonivida & This is a love song

Brand pakaian dalam yang terus diproduksi di Bali ini tidak hanya menggunakan bahan serat alam, tetapi juga memberdayakan komunitas lokal dan masyarakat dalam proses produksinya.

Berawal dari produk kaos sederhana, This is a love song (TIALS) yang berdiri sejak tahun 2010 kini merambah koleksinya hingga ke pakaian intim dan body suit . TIALS juga berkomitmen untuk berkontribusi mengurangi jejak karbon di industri fashion dengan menggunakan bahan ramah lingkungan, memanfaatkan kemasan yang dapat didaur ulang, dan menyumbangkan satu bibit pohon untuk setiap pembelian produk TIALS.

Yonivida yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2020 di tengah pandemi juga memiliki visi untuk menciptakan produk fashion yang berkelanjutan. Yonivida juga bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk proses produksinya.

3. Alowalo

Bagi Anda yang menyukai gaya kasual dan simpel untuk aktivitas sehari-hari, koleksi basic t-shirt dan loungewear dari Alowalo bisa menjadi pilihan yang tepat. Tersedia untuk pria dan wanita, merek ini menawarkan berbagai pilihan t-shirt dan pakaian santai yang dapat dikenakan saat bepergian, hiking , atau aktivitas di rumah.

4. Zalia

Diperkenalkan pertama kali pada tahun 2014, Zalia adalah brand fashion sederhana yang digagas oleh platform fashion e-commerce , Zalora. Zalia menawarkan berbagai pilihan busana muslim untuk pria dan wanita mulai dari pasmina, kaftan, kemeja coklat, dan hijab. Melalui koleksi bertajuk “Earth Edit”, Zalia menghadirkan koleksi busana sederhana yang diproduksi khusus menggunakan serat alam dan proses yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

5. Calla The Label

Sustainable fashion atau mode berkelanjutan kian marak di industri mode Tanah Air. Salah satu contoh terbarunya koleksi bernama Happiness yang merupakan kolaborasi jenama lokal, Calla The Label, dengan Tencel, merek serat alami untuk tekstil.

Koleksi perdana ini menampilkan karakteristik dari Calla The Label yang tercermin dalam motif-motif ceria, penuh warna, dan dipadukan dengan gaya yang quirky.

Bersama serat Tencel, Calla The Label menawarkan atasan, gaun, luaran, dan bawahan (pants) yang tidak hanya unik, tetapi juga nyaman, adem, dan diproduksi menggunakan material ramah lingkungan. Koleksi busana ini cocok dengan iklim Indonesia yang tropis dan dapat digunakan untuk menemani rutinitas sehari-hari.

Hadir dalam dua jenis motif, Dance and Cat, dan empat pilihan warna yakni merah, hitam, biru dan peach, Calla The Label berkomitmen untuk terus berkontribusi menciptakan ekosistem mode yang hijau dan ramah lingkungan melalui kolaborasi dengan mitra strategis seperti serat Tencel.

6. Hijup

Koleksi kolaborasi Hijup dengan Lenzing Group menggunakan bahan tencel, serat alami yang ramah lingkungan. Infreenity menjadi rangkaian produk basic sebagai wujud kepedulian lingkungan dalam mendukung pengurangan limbah industri tekstil. Mengingat industri tekstil menjadi penyumbang limbah tekstil terbesar, setelah industri minyak.

Berkaca dari fakta tersebut, CEO dan Founder Hijup Diajeng Lestari ingin mulai melakukan perubahan besar melalui langkah kecil, salah satunya dengan pilihan dasar yang kita kenakan sehari-hari.

Komposisi bahan koleksi Infreenity terdiri dari 92 persen serat alami dan 8 persen spandex. Bahan serat alami dari Tencel, terbuat dari bahan alami yang dapat didaur ulang sehingga ramah terhadap lingkungan.

Kelebihan bahan alami ini memiliki fitur thermal regulator yang membuat kain dapat menyesuaikan diri dengan suhu tubuh pemakainya sehingga kain nyaman dipakai, terasa adem, dan lembut di kulit sehingga nyaman dikenakan sehari-hari.

Baca: Fashion Berkelanjutan Benar-Benar Ramah Lingkungan? Ini Kata Greta Thunberg

ANTARA | SILVY RIANA PUTRI | KINANTI MUNGGARENI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."