Selain Budaya Patriarki, Ini Tantangan Jadi Peternak Wanita

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Asisten Deputi Pengarustamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Eni Widiyanti mengatakan ada beberapa tantangan yang dialami para wanita ketika ingin menjadi peternak sapi. "Secara umum, budaya patriartki itu mempengaruhi komunitas perempuan. Nggak hanya komunitas saja, tapi juga pola pikir," katanya pada peluncuran 'Kartini Peternak Indonesia’ by Frisian Flag Indonesia pada 23 September 2021.

Para perempuan ini juga mengalami kendala dalam akses di sektor produksi. Para perempuan pun memiliki kesempatan yang rendah untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam ilmu peternakan. "Perempuan ingin tingkatkan pengetahuan mereka, tapi ada banyak tugas domestik sehingga mereka tidak bisa total," katanya.

Sering pula bila ingin meningkatkan ilmu mereka di bidang peternakan sapi, mereka jadi harus subsitusi tugas mereka sehingga waktu istirahat mereka jadi berkurang. Kapasitas ilmu soal ternak sapi yang kurang pun membuat para wanita semakin jarang menyumbang pendapat dalam mengambil keputusan soal usaha peternakan yang biasanya mereka geluti bersama suami. "Para perempuan jadinya hanya jadi pendengar saja," katanya.

Padahal bila para perempuan ikut andil dalam mengelola peternakan maka hasil produksi usaha mereka bisa lebih baik lagi. Akibatnya, keluarga peternak pun bisa menjadi lebih sejahtera sehingga kesehatan mereka pun jadi lebih terjamin.

FrieslandCampina bersama afiliasinya di Indonesia PT Frisian Flag Indonesia (FFI) membuat program Women Empowerment in Dairy ‘Kartini Peternak Indonesia’ yang bertujuan menggali potensi peternak perempuan. Program ini dilakukan di tengah meningkatnya konsumsi susu segar dalam negeri. Peternak sapi perah lokal punya peluang besar untuk berkontribusi dengan meningkatkan produksi dan kualitas susu segar dalam negeri. Peluang ini tidak hanya terbuka bagi peternak laki-laki, tapi juga bagi peternak perempuan yang selama ini hanya membantu pengelolaan peternakan sapi perah lokal.

Program Women Empowerment in Dairy dengan nama ‘Kartini Peternak Indonesia’ adalah inisiatif FFI di bawah Dairy Development Program (DDP) ini bekerja sama dengan mitra koperasi dan menggelar serangkaian pelatihan intensif kepada peternak perempuan. Pelatihan ini termasuk program-program pendampingan dan pemantauan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas susu segar dalam negeri, sekaligus meningkatkan kualitas dan taraf hidup para peternak perempuan di Indonesia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Makmun, mengapresiasi Frisian Flag Indonesia dalam pengimplementasian program Kartini Peternak Indonesia. Menurutnya, pangan asal hewan merupakan sumber protein hewani yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak. “Susu harus hadir dan menjadi bagian dalam pencegahan stunting. Konsumsi protein hewani terbukti efektif dalam upaya pencegahan terjadinya stunting, dan salah satu sumber protein yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak dan kesehatan masyarakat adalah produk susu. Oleh karena itu kampanye minum susu harus terus dilakukan,” kata Makmun.

Makmun juga menambahkan potensi pasar peternakan sapi perah saat ini masih sangat besar, namun masih terbatas dari sisi ketersediaan bibit. Oleh karena itu, Makmun mengajak masyarakat untuk mengembangkan pembibitan sapi perah karena ini menjadi ruang usaha yang punya potensi besar. Selain itu, saat ini 90 persen peternakan sapi perah dikelola oleh peternakan rakyat. “Bersama kita harus mengupayakan kesejahteraan peternak. Saya berharap apa yang dilakukan oleh FFI dapat mendorong pihak swasta lainnya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak yang lebih merata,” katanya.

Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns mengungkapkan optimismenya dan mendukung penuh inisiatif ‘Kartini Peternak Indonesia’ sebagai wujud komitmen kemitraan pemerintah dan korporasi Belanda mendorong pembangunan manusia dimana korporasi beroperasi. “Melalui program ini, kami melihat semua peternak diperlakukan secara setara, tanpa memandang jenis kelamin maupun usia para peternak. Hal ini sejalan dengan konsensus internasional tentang pentingnya mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang selama ini selalu digaungkan oleh PBB dan menjadi bagian dari program SDGs. Kami juga senang mengetahui bahwa pemerintah Belanda melalui Proyek FDOV dan Frisian Flag Indonesia beserta partner lainnya ikut berkontribusi dalam merealisasikan konsensus tersebut. Kami percaya dengan pengetahuan dan keahlian Frisian Flag Indonesia yang disampaikan kepada para peternak sapi perah lokal. Semoga program ini dapat terus menginspirasi para peternak perempuan dan mengharapkan yang terbaik untuk semua pihak yang terlibat,” kata Grijns.

Narasumber Acara Peresmian Program Kartini Peternak Indonesia/Frisian Flag Indonesia

Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Seluruh Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi juga menyampaikan bahwa program kemitraan ‘Kartini Peternak Indonesia’ telah membantu anggota koperasi meningkatkan kinerja. Di bawah DDP, koperasi menggelar pelatihan-pelatihan intensif kepada peternak perempuan melalui beberapa program pendampingan dan pemantauan. Materi pelatihan mencakup kesehatan hewan, strategi pemberian pakan dan minum, pengelolaan kesejahteraan hewan, higienitas pemerahan susu, pengumpulan susu dan sistem pengelolaan limbah. "Harapan kami, program ini dapat terus meningkatkan kapasitas dan kualitas kinerja peternak perempuan, memajukan usaha, meningkatkan perekonomian keluarga, dan berkontribusi langsung dalam upaya peningkatan produktivitas susu segar dalam negeri,” kata Dedi.

Frisian Flag Indonesia sangat optimis melihat potensi dan peluang pengembangan kapasitas, kapabilitas peternak perempuan dan percaya bahwa program ini juga akan meningkatkan kinerja peternak sapi di Indonesia secara umum. “Program Women Empowerment in Dairy ‘Kartini Peternak Indonesia’ adalah program yang didesain berdasarkan pengamatan kami terhadap kebutuhan, potensi, dan peran peternak perempuan dalam upaya memenuhi kebutuhan susu segar dalam negeri. Peternak perempuan Indonesia punya potensi yang sangat besar, karena perempuan Indonesia adalah sosok yang tangguh, ibu yang pantang penyerah dan pekerja yang kuat. Perempuan "Indonesia juga kreatif, pandai menciptakan peluang-peluang yang mendatangkan beragam masukan dan menghasilkan inovasi. Kami sangat bersemangat menjalankan program ini dan tidak sabar melihat hasilnya. Kami yakin peternak perempuan dapat menjadi mitra peternak laki-laki, yang dapat berkontribusi bagi peningkatan produksi dan kualitas susu segar,” kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro.

Andrew mengatakan kunci utama keberhasilan adalah kolaborasi yang kuat dan konsisten. "Dengan memanfaatkan keahlian Peternak Belanda yang telah memberikan pengalaman selama 150 tahun dalam mengelola peternakan sapi perah yang berkelanjutan, bersama kita terus meningkatkan produktivitas susu segar dalam negeri dan memberikan manfaat kebaikan susu dalam rangka membangun keluarga Indonesia yang sehat, sejahtera dan selaras,” kata Andrew.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."