Penyanyi Sarah Harding Meninggal, Berjuang Melawan Kanker Payudara sejak 2020

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Sarah Harding, penyanyi. Dia wafat di usia 39 tahun pada Ahad, 5 September 2021. Foto: Instagram/@sarahnicoleharding

Sarah Harding, penyanyi. Dia wafat di usia 39 tahun pada Ahad, 5 September 2021. Foto: Instagram/@sarahnicoleharding

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyanyi Sarah Harding meninggal di usia 39 tahun pada Ahad, 5 September 2021. Kabar duka ini telah dikonfirmasi langsung oleh ibu Sarah, Marie, dalam unggahan di akun Instagram putrinya pada Ahad pagi.

"Dengan patah hati yang mendalam, hari ini saya membagikan berita bahwa putri saya yang cantik, Sarah, telah meninggal. Banyak dari Anda akan tahu tentang perjuangan Sarah melawan kanker payudara dan bahwa dia berjuang begitu kuat dari diagnosisnya hingga hari terakhirnya," tulis Marie.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas dukungan baik mereka selama setahun terakhir. Itu berarti bagi Sarah dan itu memberinya kekuatan dan kenyamanan yang luar biasa untuk mengetahui bahwa dia dicintai," lanjut pernyataan tersebut.

Dikutip dari People, Senin, 6 September 2021, Sarah pertama kali mengungkapkan diagnosis kankernya pada Agustus 2020 lalu sebelum mengumumkan secara detail tentang pengalamannya dalam buku autobiografi, Hear Me Out.

Setelah menjalani kemoterapi dan mastektomi, vokalis grup Girls Aloud itu sempat mengatakan mengalami perubahan fisik pada tubuhnya. Dia merasa tubuhnya terlalu berat untuk ditanggung.

"Saya tidak bisa melihat diri saya di cermin lagi. Saya tidak bisa menghadapinya. Di atas segalanya, saya tidak terlihat seperti saya lagi. Saya tidak mengenali diri saya sendiri. Sangat sulit untuk bangun setiap hari," kata Harding.

Pada bulan Maret tahun ini, dalam kutipan memoarnya yang diterbitkan Times, Harding menulis, "Pada bulan Desember, dokter saya memberi tahu saya bahwa Natal yang akan datang mungkin akan menjadi yang terakhir bagi saya."

Dia mengatakan dia tidak ingin prognosis yang tepat, hanya "kenyamanan" dan menjadi "bebas rasa sakit".

Harding juga menulis tentang bagaimana dia awalnya menunda mendapatkan nasihat medis ketika dia pertama kali menemukan benjolan di bawah lengannya pada Desember 2019.

Dia akhirnya menemui dokter yang menyarankannya untuk menjadwalkan pemindaian MRI, tetapi kemudian pandemi Covid-19 dan semuanya berjalan lambat atau berhenti sama sekali, ungkapnya.

"Saya sadar bahwa saya perlu menyelesaikan masalah kesehatan ini, tetapi dengan semua yang terjadi kala itu, itu sulit," imbuhnya.

Dia mengatakan rasa sakitnya terus bertambah parah. "Suatu hari saya bangun menyadari bahwa saya telah menyangkal semuanya. Ya, ada lockdown, ya, ada pandemi, tetapi hampir seolah-olah saya menggunakan itu sebagai alasan untuk tidak memeriksakan diri. Tapi saya menghadapi kenyataan bahwa ada sesuatu yang sangat salah."

Harding meraih popularitas pada tahun 2002 sebagai kontestan di Popstars: The Rivals, sebuah acara pencarian bakat ITV yang bertujuan untuk menemukan girlband atau boyband baru. Dia berhasil mencapai final dan mendapatkan tempat terakhir dalam grup yang bernama Girls Alou, bersama Nicola Roberts, Nadine Coyle, Kimberley Walsh dan Cheryl Cole (saat itu Tweedy).

Selain karyanya dengan grup, Out of Control, Sarah juga telah merilis debut solonya. Bahkan single keduanya Wear It Like a Crown berhasil menduduki puncak tangga lagu di iTunes pada tahun 2021. Dikabarkan, hasilnya pun telah disumbangkan ke Christie NHS Foundation di mana Sarah Harding menjalani perawatannya.

Baca juga: Legenda Pop Minang Elly Kasim Meninggal Dunia, Intip 4 Faktanya

ANTARA | PEOPLE | BBC

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."