Masih Banyak Orang Salah Pakai Serum, Ini Tips dari Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi serum wajah (Pexels/Vie Studio)

Ilustrasi serum wajah (Pexels/Vie Studio)

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaSerum merupakan salah satu produk perawatan kulit yang tidak boleh dilewatkan jika ingin mendapatkan hasil yang sempurna. Namun, masih banyak kesalahan yang dilakukan saat mengaplikasikannya pada wajah.

Serum harus dipakai dalam keadaan kulit lembab, bukan kering atau basah, kata dokter Abelina Dini Fitria. Ketika kulit lembap, penyerapan serum akan lebih maksimal. Sebelum memakai serum, boleh memakai toner atau essence terlebih dulu yang konsistensinya lebih cair dari serum.

"Cara pemakaiannya tergantung dari konsistensi serum tersebut. Bila cair, maka bisa langsung ke wajah tapi jangan sampai ujung pump/pipet serum menyentuh wajah," kata Abelina dalam peluncuran NAMA Beauty pada Kamis 19 Agustus 2021.

Bila cukup kental, sebaiknya letakkan serum di ujung jari lalu ratakan ke seluruh wajah. Metode ujung jari ini lebih baik karena jumlah serum yang dipakai bisa ditakar lebih akurat, hal tersebut juga berguna agar ujung pipet tidak menyentuh kulit.

Jumlah pemakaian serum pun jangan sampai berlebihan. Ikuti instruksi yang terdapat pada kemasan, sebab jika terlalu banyak kulit tidak akan bisa menyerap sehingga akan menjadi sia-sia. "Setelah memakai serum, harus tetap memakai moisturizer," kata dr. Abelina.

Fungsi utama serum adalah deliver actives, baik itu vitamin C, niacinamide, atau retinol dan bukan untuk melembabkan, meski banyak juga serum yang bisa melembabkan karena mengandung humectants seperti hyaluronic acid atau glycerin.

"Dengan memakai moisturizer, actives yang ada di serum jadi terkunci sehingga tidak mudah menguap ke udara. Penyerapan pun jadi lebih maksimal," ujarnya.

Baca: Rahasia Kulit Wajah Sehat Jessica Simpson, Andalannya Minyak Wajah dan Serum

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."