Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Beser dan Mengompol

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock

Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beser dan mengompol termasuk dua masalah yang bisa dialami siapa saja mulai dari anak-anak hingga lansia, ungkap Divisi Geriati Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM profesor Siti Setiati .

Beser (overactive bladder atau OAB) merupakan gangguan fungsi berkemih atau gangguan penyimpanan urin di kandung kemih yang ditandai keinginan berkemih tak tertahankan, tiba-tiba dan diikuti berkemih berkali-kali. Dari sisi frekuensi berkemih, mereka yang beser bisa buang air kecil 8 kali atau lebih dalam 24 jam. Padahal, orang normal biasanya 4-5 jam sekali atau maksimal 6 kali dalam sehari.

Sementara mengompol (inkontinensia) yakni kondisi ketika seseorang tidak dapat menahan atau mengendalikan keluarnya urin dan ini umumnya kelanjutan dari OAB. "Masalah besar dan ngompol bukan pada lansia saja, lintas umur. Beser itu belum sampai mengompol, kalau mengompol kelanjutan beser," ujar Siti dalam sebuah edukasi media secara virtual bertajuk 'Beser dan ngompol pada kelompok lansia dan laki-laki, normalkah?' pada Kamis 19 Agustus 2021.

Menurut Siti, baik beser maupun mengompol tak bisa dianggap masalah biasa karena dapat menurunkan kualitas hidup, yang dimulai dari gangguan tidur akibat sering terbangun di malam hari untuk berkemih, sulit beraktivitas, khawatir tak bisa menemukan kamar mandi bila ingin berpergian dan lainnya.

Pada mereka, terutama lansia, sering buang air kecil dan terburu-buru karena tidak bisa menahannya bisa meningkatkan risiko jatuh. Di sisi lain, popok atau pembalut dianggap bukan solusi karena bisa menyebabkan masalah baru yakni ruam-ruam hingga lecet pada bokong.

Beberapa penyebab mengompol dan beser dapat diperbaiki tanpa obat-obatan, sehingga pasien tidak perlu terlalu terburu-buru meminum obat. Tenaga medis pasti akan melakukan pengkajian yang lebih menyeluruh terlebih dahulu sebelum memberikan obat.

Sebelum obat, mengatasi kedua masalah ini bisa melalui sejumlah cara antara lain: pembatasan asupan minum, tidak minum 2 jam sebelum tidur, mengurangi konsumsi kafein, alkohol, minuman bersoda, minuman manis, berhenti merokok, menurunkan berat badan bila sebelumnya mengalami kelebihan bobot, bladder retaining. Latihan misalnya yang berfokus pada otot dasar panggul juga bisa dilakukan.

Baca: Capung Gigit Pusar Bikin Anak Tak Ngompol, Simak Kata Ahli

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."