Polemik Baju Dinas Anggota Dewan, Merek Lokal Tak Kalah Keren

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber saat menyampaikan pidatonya di pembukaan Muslim Fashion Festival atau MUFFEST 2020 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber saat menyampaikan pidatonya di pembukaan Muslim Fashion Festival atau MUFFEST 2020 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Anggaran untuk pakaian dinas yag direncanakan oleh DPRD Kota Tangerang menuai polemik. Pasalnya, anggaran tahun 2021 mencapai Rp 675 juta, lebih tinggi hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Baju dinas tersebut juga dikatakan menggunakan bahan dari merek Louis Vuitton, merek mewah terkenal asal Perancis. Selain itu, pakaian ini juga memakan ongkos jahit senilai Rp. 600 juta yang jika dijumlahkan mencapai Rp 1,2 miliar.

Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo pada Selasa, 10 Agustus 2021, mengatakan bahwa pembuatan baju dinas tersebut belum termasuk potong pajak. Ia juga mengaku bahwa anggota DPRD tidak menyebutkan merek pada saat pembahasan, melainkan merek tersebut muncul setelah pemenang lelang diumumkan.

Kritikan keras masyarakat membuat DPRD Kota Tangerang membatalkan pengadaan bahan baju dinas dari Louis Vuitton ratusan juta rupiah itu.

Menyoal polemik tersebut desainer Indonesia Ali Charisma turut memberikan pendapatnya, menurut desainer yang kini tinggal di Bali ini sebenarnya mereka memang punya hak untuk memakai jenis atau merek apa saja termasuk dari luar negeri.

"Namun, kalau dalam pengadaannya mengalokasikan dengan uang negara memang disayangkan, karena harga yang memang tidak murah," ucap National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini saat dihubungi Cantika.com, Rabu 11 Agustus 2021.

Sebaiknya, lanjut Ali, mereka bisa memberi contoh tidak berlebihan, mengapa harus merek brand tertentu. Di dalam negeri sendiri banyak merek yang layak dipakai dan bisa memberikan contoh yang baik. Selain itu, juga bisa membantu usaha dan merek dalam negeri untuk lebih luas lagi diketahui oleh publik.

"Saya yakin untuk merek lokal ada yang bisa kurang lebih sama kualitasnya dengan merek luar dengan cost lebih rendah. Saya yakin mereka tidak harus mengeluarkan alokasi sebesar jika mereka membeli brand luar negeri," pungkas pria 50 tahun ini.

Baca: Polemik Baju Dinas DPRD Kota Tangerang, Simak Penjelasan Louis Vuitton

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."