Pengorbanan Jadi Diva, Beyonce Akui pernah Insomnia Hingga Stres

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Beyonce. Instagram.com/@beyonce

Beyonce. Instagram.com/@beyonce

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyanyi Beyonce mengakui pernah mengalami insomnia dan harus berjuang melawannya selama beberapa dekade termasuk saat melakukan tur konsernya. "Aku secara pribadi berjuang dengan insomnia lebih dari setengah hidupku," ujar wanita berusia 39 tahun itu saat diwawancara pihak Harper's Bazaar, dikutip Rabu 11 Agustus 2021.

Insomnia atau salah gangguan tidur ini, seperti dilansir dari Insider dapat disebabkan berbagai hal misalnya stres, kondisi kesehatan mental, sleep apnea, perubahan hormonal seperti kehamilan, penyakit fisik atau penyakit serta efek samping obat.

Menurut Beyonce, gangguan tidur yang dia rasakan hanyalah salah satu konsekuensi dari mengikuti jadwal pertunjukannya yang padat selama bertahun-tahun.

Bukan hanya insomnia, sang penyanyi juga mengatakan pernah mengalami masalah pada suaranya saat berusia 13 tahun karena terlalu banyak bernyanyi. Saat itu, padahal dia baru saja mendapatkan kontrak rekaman pertamanya. "Aku khawatir mengembangkan nodul dan menghancurkan suaraku, karierku bisa berakhir," tutur Beyonce.

Untuk memulihkan diri, dia menghabiskan seluruh musim panas untuk beristirahat termasuk dari kegiatan menyanyi. Masalah Beyonce tak hanya itu, sering mengenakan sepatu bertumit tinggi saat menari, riasan tebal dan menggunakan alat-alat rambut yang dipanaskan menyebabkan otot, rambut dan kulitnya "menangis".

Dia bahkan pernah salah paham soal perawatan diri yang awalnya semata berolahraga dan terlalu memperhatikan bentuk tubuh. "Kesehatanku, apa yang kurasakan ketika bangun di pagi hari, ketenangan pikiranku, berapa kali aku tersenyum, apa yang aku berikan untuk pikiran dan tubuh. Itulah hal-hal yang telah aku fokuskan," kata Beyonce.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."