Nevertheless Angkat Hubungan Friends With Benefit, Manis atau Pahit?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Film Nevertheless. Foto: Netflix

Film Nevertheless. Foto: Netflix

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sudah enam pekan ini penonton dimanjakan dengan kisah cinta di drama Nevertheless. Serial drama Korea ini bercerita mengenai cinta yang bersemi di antara dua siswa sekolah seni bernama Yu Na-bi (Han So-hee) dan Park Jae-eon (Song Kang). Yu Na-bi tidak percaya pada cinta tetapi masih ingin berkencan, sementara Park Jae-eon senang menggoda perempuan tetapi tidak ingin berkomitmen.

Walau memiliki pandangan yang berbeda mengenai cinta, keduanya pun memulai sebuah hubungan yang mendebarkan. Bagaimana tidak mendebarkan berada dalam sebuah relasi yang bahkan rasanya ingin diakhiri tapi sesaat sadar kalau belum ada komitmen yang dimulai.

Meskipun drama Korea memiliki berbagai kisah cinta, kebanyakan ceritanya cenderung lebih menggambarkan khayalan dibandingkan realita. Nevertheless juga akan memperlihatkan momen-momen manis yang mendebarkan, tetapi dengan sisi yang lebih realistis dari hubungan percintaan yang modern.

Salah satu bentuk realistis hubungan bisa terjalin antara mereka, yakni hubungan tanpa status atau lebih dikenal dengan sebutan friends with benefit. Konsep relasi ini memang masih kerap memicu perdebatan karena dinilai lebih banyak merugikan perempuan.

Secara umum, situasi friends with benefit memang jauh berbeda dari hubungan berkomitmen. Biasanya relasi yang terjalin saat dua orang teman lawan jenis memiliki hubungan dekat tanpa ikatan konsensual, sampai batas intensi yang disepakati keduanya. Pada dasarnya, hubungan friends with benefit berarti hubungan seks tanpa komitmen, hubungan emosional, tapi tetap saling menghormati.

Istilah ini cukup sering digunakan dengan orang-orang berusia dua puluhan yang ingin mengeksplorasi seksualitas mereka tanpa harus bertanggung jawab atas perasaan orang lain. Jenis hubungan ini tidak ada hubungannya dengan persahabatan.

Lantas, apakah menjalin relasi friends with benefit adalah hal yang buruk?

Melansir laman Your Tango, Sabtu 24 Juli 2021, hubungan pertemanan dengan keuntungan ini tidak perlu memastikan adanya batas kesadaran dari awal. Artinya, ada hal-hal yang perlu disepakati bisa dilakukan atau tidak agar keduanya bisa mendapatkan kenyamanan.

Jika Anda sebagai perempuan membiarkan seorang pria berhubungan seks dengan Anda di mana tidak ada rasa hormat yang terlibat, dan Anda pikir itu akan mengarah ke sesuatu yang lebih, maka Anda berhak mempertanyakan. Friends with benefit dinilai bisa menjadi hal yang baik masing-masing bisa menghargai diri sendiri dengan menetapkan batasan.

 

Sebagai ilustrasi, perempuan akan menuntut rasa hormat dari seorang pria dan menetapkan batas-batas pengalaman seksual, mengharapkan dia menjadi teman yang baik dan memperlakukannya dengan baik; sebagai imbalannya, dia juga akan menjadi teman yang baik, dan mengerti bahwa tidak ada ikatan.

Bisakah friends with benefit menjadi hubungan dengan komitmen?

Lantas jika salah satu atau Anda berdua mulai mengembangkan perasaan satu sama lain, itu akhirnya memperumit situasi. Apakah mungkin mengubah hubungan friends with benefit Anda menjadi sesuatu yang lebih bermakna?

Pria secara biologis diprogram untuk mengejar seorang perempuan dan berhubungan seks dengannya, menghilangkan emosi dari persamaan sama sekali; dalam hubungan teman dengan manfaat, pria tidak mengembangkan perasaan untuk pasangan seksual mereka dengan cara ini.

Sementara perempuan, di sisi lain, biasanya mengalami emosi setelah berhubungan seks yang membuat mereka merasa terhubung dengan pasangannya, sehingga memperumit masalah. Menyangkal emosi ini dapat membuat perempuan merasa bingung dan mempertanyakan legitimasi hubungan mau dibawa kemana. 

Risiko di atas sedari awal sebaiknya sudah bisa diterima, sebab pada akhirnya, Anda-lah yang akan memutuskan apakah hubungan bisa dilanjutkan atau diselesaikan secara baik-baik.

Hubungan ini adalah keputusan yang tepat untuk Anda jika Anda dapat sepenuhnya menghilangkan emosi dari perjanjian, saling menghormati pasangan seksual Anda, mampu menetapkan batasan yang kuat yang bisa Anda terima. Sebab, Semua faktor itu diperlukan untuk melindungi Anda dari kekecewaan yang berujung pada rasa sakit hati.

Baca: Tak Selalu Toksik, Ini 5 Drama Korea yang Punya Hubungan Sehat

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."